06 Oktober 2010
Dahsyat Banjir Bandang Wasior, Papua
Banjir bandang meluluhlantakan Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Ratusan rumah warga dan fasilitas umum kota rusak parah akibat terjangan air bah kemarin pagi.
Banjir bandang setinggi tiga meter menerjang Kota Wasior sekira pukul 07.00 WIT langsung meratakan pemukiman warga. Hingga saat ini dilaporkan ada 64 warga tewas akibat musibah ini.
Bahkan, derasnya aliran air membuat beberapa motor yang terparkir tersangkut di atas genting rumah warga. Tak hanya itu, pesawat Susi Air yang biasa melayani rute lokal ikut rusak saat berada di landasan pacu Bandara Manokwari.
Saat ini ribuan warga Wasior tengah dievakuasi ke tempat yang terbebas dari genangan air. Namun, bantuan untuk kebutuhan pokok masih minim.
Bantuan dan Kebutuhan
Akses transportasi darat terputus akibat banjir bandang yang melanda Distrik Wasior dan Distrik Wondiwoi di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Bantuan hanya bisa mengalir lewat jalur udara dan laut.
Berdasarkan laporan dari Posko Markas PMI Provinsi Papua, bencana banjir bandang ini telah merenggut nyawa puluhan warga dan menyebabkan 300 orang lainnya mengalami luka berat. Tim dari PMI Provinsi Papua bersama Tim SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua, masih terus melakukan proses evakuasi.
Bencana yang melanda, tak cuma banjir bandang tapi juga longsor di beberapa wilayah di Wasior. Hingga malam ini (Selasa), dikhawatirkan masih banyak korban yang tertimbun tanah longsor dan bebatuan.
PMI Provinsi Papua telah mengirimkan lima orang tim dokter dari Manokwari menuju Distrik Wasior melalui helikopter dan telah bergabung bersama tim medis dari Dinas Kesehatan pemerintah setempat untuk memberikan layanan medis kepada para korban luka di Wasior.
Warga mengungsi di lima lokasi, di antaranya di depan Bandara Wasior, di kantor bupati lama, dan tiga lokasi lainnya di Desa Manggurai. Situasi terkini dikabarkan, Wasior masih gelap gulita tanpa listrik dan kehilangan akses transportasi darat, dan kekurangan bahan bakar. Di sana juga minim akses layanan fasilitas umum karena kantor, sekolah, serta layanan kesehatan setempat rusak parah karena banjir bandang.
Hasil sementara pendataan awal dari tim assessment para relawan dari PMI Provinsi Papua, seperti dimuat di situs PMI, Rabu (6/10/2010), dilaporkan bahwa dalam operasi tanggap darurat banjir bandang, dibutuhkan ratusan kantong mayat dan bantuan untuk korban di pengungsian, berupa susu, pakaian balita, pakaian layak pakai, bahan makanan dan minuman siap santap, stok obat-obatan, bahan bakar untuk penerangan serta tenda-tenda untuk menampung para pengungsi.
Berdasarkan laporan dari BPBD dan pemerintah setempat hingga Selasa sore, banjir bandang di Papua Barat telah menewaskan 64 warga dan 103 orang lainnya hingga kini masih dinyatakan hilang.
Pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp800 juta untuk masa tanggap darutat. “Yang sudah dikirim Rp300 juta dan hari ini akan ditambah lagi oleh kepala BNPB, mungkin sekira Rp500 juta. Juga bantuan dari Pemprov sendiri dan bantuan barang-barang yang bisa dipakai. Sumber :Okezone.com
25 Juli 2010
Banjir Tanah Bumbu, Kalimantan
Hujan lebat yang turun dalam beberapa hari terakhir di kawasan itu menyebabkan meluapnya Sungai Satui, Sungai Danau dan Kintap, di mana terdapat tambang batubara besar, salah satunya milik PT Arutmin Indonesia.
Banjir yang berlangsung sejak Sabtu dini hari ini juga menyebabkan empat orang hilang dan dua orang di antaranya ditemukan sudah menjadi mayat, Sabtu siang.
Data korban banjir yang diperoleh Tempo dari Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu rumah 3.198 kepala keluarga terendam banjir, dan sebagian dari mereka diungsikan ke bangunan pasar, sekolah, gedung serbaguna.
”Total warga mengungsi belum terdata, namun bahan makanan telah siap di lokasi,” ujar Kepala Hubungan Masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu Ardiansyah, Sabtu.
Korban tewas sementara dua orang, satu berusia 30 tahun dan satu lagi pria 70 tahun. Pihak SAR Gabungan terus melakukan pencarian korban lainnya. Empat orang dilaporkan hilang terseret arus, ujar Ardiansyah.
Banjir Meluas
Banjir yang melanda Kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Laut di Kalimantan Selatan terus meluas menyusul masih tingginya curah hujan turun di wilayah tersebut.
Kepala Bagian Humas Pemkab Tanah Bumbu, Ardiansyah, Minggu (25/7), mengatakan banjir telah merendami sebagian besar daerah dataran rendah sepanjang tepi sungai Satui dan Kusan Hulu. "Saat ini banjir terus meluas dan merendami tiga kecamatan di Tanah Bumbu,"
ungkapnya.
Jika sehari sebelumnya, Sabtu (24/7), banjir hanya melanda enam desa di Kecamatan Sungai Danau, kini banjir meluas dan telah merendami sepuluh desa di tiga kecamatan ditambah Kecamatan Karang Bintang dan Kusan Hulu. Saat ini diperkirakan 4.000 rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air rata-rata satu meter sampai satu setengah meter.
Kecamatan Sungai Danau, merupakan daerah terparah dilanda banjir meliputi Desa Sungai Danau sebanyak 13 rukun tetangga terdiri 281 keluarga, Desa Bukit Baru enam RT (81 KK), Desa Jombang tiga RT (66 KK), Desa Satui Timur empat RT (219 KK), Desa Sekapuk enam RT (95 KK). Sedangan desa terparah dilanda banjir yaitu Desa Sinar Bulan dan Makmur Mulia sebanyak 10 Rt dengan jumlah korban banjir mencapai 1.332 KK.
Total warga korban banjir di wilayah ini mencapai 3.198 KK atau lebih dari 10.000 Jiwa. "Hingga kini warga masih menempati tenda-tenda dan bangunan tempat pengungsian yang disediakan pemerintah. Adapula warga yang menumpang di rumah sanak keluarga mereka," tambahnya.
Sementara, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel, Akhmad Ariffin, mengatakan banjir di Tanah Bumbu, juga menyebabkan dua warga bernama Galuh,35 dan M Jufri,65 tewas akibat terseret arus. "Tim SAR juga masih melakukan pencarian terhadap tiga warga lainnya yang hilang terseret arus sungai satui," tuturnya.
Banjir di wilayahnya inipun sempat memutuskan arus lalu lintas di jalan trans kalimantan poros selatan yang menghubungkan Kota Banjarmasin ke Kabupaten Kotabaru. Selain wilayah Tanah Bumbu, banjir besar juga melanda wilayah sekitar tambang di Kabupaten Tanah Laut yaitu Kecamatan Kintap. Tercatat sebanyak 388 keluarga di Desa Kintapura, Desa Kintap Lama dan Desa Pasir Putih permukimannya terendam banjir.
Sumber : Tempo.com, Media Indonesia
16 Juli 2010
Philipina Dilanda Badai Tropis Conson
Badai Conson menghantam Luzon dengan kecepatan rata-rata 120 kilometer atau 74 mil per jam. Seorang warga menceritakan, angin berdesing bagai suara bocah yang kesemekik dengan sangat keras. Pemukiman kumuh di pinggir pantai pun tersapu. Para penghuninya mencari sisa reruntuhan dan puing bangunan untuk dijadikan tempat bernaung seadanya.
Korban yang tewas sebagian karena bertumbukan dengan pohon, tembok sebagian lagi tenggelam dan tersengat aliran listrik. Belasan nelayan dilaporkan hilang. Pihak berwenang masih terus menghimpun data kerusakan dan korban yang diperkirakan masih akan bertambah.
Setelah menghantam Filipina, taufan Conson terus bergerak ke arah Laut China Selatan. Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah kawasan ibukota Manila dan sekitarnya terendam banjir.
Aktivitas keseharian masyarakat di ibukota Manila terganggu. Aliran listrik padam di seluruh Luzon, termasuk di ibukota Manila. Jalan-jalan dipenuhi oleh dahan-dahan pohon yang patah serta potongan-potongan puing dan reruntuhan. Perusahaan energi Meralco mengatakan hingga Rabu petang, 12 juta penduduk Manila masih terpaksa bertahan tanpa aliran listrik. Diperingatkan bahwa perbaikan aliran listrik pun mungkin akan memakan waktu hingga empat hari.
Sedangkan sistem transportasi pun terhenti akibat tidak adanya pasokan energi. Penerbangan banyak mengalami penundaan maupun pembatalan. Penerbangan internasional yang baru tiba ke Manila dialihkan ke pusat kota Cebu.
Sekolah- sekolah diliburkan. Para pegawai di perkantoran berusaha mengandalkan listrik dari generator. Namun mereka kesulitan dalam menggunakan sarana komunikasi, seperti telfon dan internet.
Filipina merupakan negara yang disebut sabuk angin taufan di kawasan Pasifik. Setiap tahunnya, dua puluh angin taufan menyapu negeri itu, menewaskan ratusan orang. Taufan Conson yang kini menerpa negara tetangga Indonesia tersebut, merupakan taufan pertama untuk musim ini dan begitu mengejutkan warga di Manila, karena sebelumnya badan cuaca Filipina mengumumkan taufan hanya akan menerpa kawasan utara. Tak urung Presiden Filipina Benigno Aquino III melemparkan kegusarannya terhadap badan cuaca setempat karena tidak memperingatkan terlebih dahulu pada warga Manila bahwa Conson akan menghantam kota itu.
Presiden Filipina yang baru itu segera mengadakan rapat darurat di markas besar tentara untuk mengatasi dampak dari taufan yang melanda negeri itu. Ia pun memperingatkan badan cuaca nasional untuk meningkatkan kinerja peramalan cuacanya untuk meminimalisasi kehancuran yang disebabkan bencana angin taufan yang kerap melanda negara kepulauan tersebut. Ujarnya, semua pihak terkait harus bertanggungjawab atas problem ini, karena sudah sekian lama masalah yang sama menerpa Filipina.
Pada bulan september silam, Badan cuaca Filipina juga tak luput dari kritikan pedas, ketika gagal memperingtakan warga Manila atas ancaman badai tropis Ketsana, yang akibatnya menewaskan ratusan orang.
Bantaeng Diterjang Banjir Bandang
Bencana banjir terus saja terjadi. Kemarin,sekitar 100 rumah warga yang tersebar di Kecamatan Bissappu,Kabupaten Bantaeng,rusak akibat diterjang banjir.
Ke-100 rumah warga tersebut berada di Kelurahan Bonto Rita,Kecamatan Bissappu, Jalan Monginsidi, Jalan Bakri,Kayangan, Garegea, Tala-tala, dan Kayu Lompoa. Bencana banjir tersebut, akibat hujan deras yang mengguyur daerah ini sejak Selasa (13/7) lalu. Meski tidak ada korban jiwa, banjir bandang ini menimbulkan kerugian materiil akibat rendaman air mencapai ketinggian dada orang dewasa.
Informasi yang dikumpulkan harian Seputar Indonesia (SI) menyebutkan, air mulai menggenangi permukiman warga sejak sekitar pukul 01.30 Wita dini hari kemarin.Setengah jam kemudian, ketinggian air sudah mencapai dada orang dewasa. “Saat itu banyak warga panik.
Apalagi banjir ini menimbulkan kerugian cukup besar di kalangan warga yang sebagian permukiman itu terbuat dari rumah panggung,” kata Maemunah,warga Kelurahan Bonto Rita,yang sedang menunggu bantuan sembako kemarin. Hasil verifikasi di kelurahan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Bantaeng tercatat, jumlah rumah yang mengalami rusak berat mencapai 35 dan rusak sedang 65 unit.
Saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banteng sudah memberikan bantuan. Bantuan diberikan berupa peralatan dapur, seperti kompor, wajan, teko, tempat nasi, cerek, selimut, tikar plastik, dan sembako. Bantuan ini diberikan kepada warga yang rumahnya mengalami rusak berat.
Sementara warga yang rumahnya mengalami rusak ringan atau terendam banjir hanya mem-peroleh bantuan sembako berupa beras 5 kg, mi instan 5 bungkus, ikan kaleng 3 buah, kecap dan sambal masing-masing 1 botol. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Bantaeng Abd Rasyid menuturkan, bantuan kepada korban banjir merupakan wujud kepedulian Pemkab.
“Bupati Bantaeng sudah melihat langsung kondisi di lapangan. Karena itu, melalui Dinas Sosial (Dinsos),diberikan bantuan untuk mengurangi beban masyarakat. Insya Allah,Pemkab akan berupaya memberikan bantuan tam-bahan kepada korban banjir di dae-rah ini,”ungkapnya.
Menurutnya, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah sudah mengingatkan warga tetap waspada untuk mengantisipasi kemungkin-an musibah banjir hingga akhir Juli,sebab hingga kini belum bisa diprediksi kapan hujan akan berakhir.Khusus warga yang rumahnya mengalami rusak parah karena hanyut,Pemkab melalui Dinsos akan mengupayakan bantuan tambahan
29 Juni 2010
Kereta Api Logawa Terguling di Madiun
Tiga rangkaian gerbong Kereta Api Logawa Jurusan Purwokerto-Jember terguling di kawasan Hutan Jati Wilangan Madiun, Jawa Timur siang tadi (29/6). Hery C Winarno, Koordinator Humas Daop VIII Surabaya, mengatakan kereta tersebut terguling sekitar pukul 14.10 siang tadi.
Menurut Hery, dari 11 gerbong yang ada setidaknya terdapat tiga gerbong yang terguling dan masuk parit. Tiga gerbong anjlok atau terpisah dari rangkaiannya serta lima gerbong lainnya tidak terguling dan tidak anjlok. Untungnya tidak semua gerbong masuk jurang.
Dua dari enam korban tewas akibat anjloknya KA Logawa jurusan Purwokerto-Jember masih belum bisa dievakuasi. Kedua korban terjepit di antara gerbong yang terguling.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Madiun AKBP Umar Effendy seperti disiarkan TVOne. Belum diketahui pasti kondisi korban yang terjepit itu. saat ini juga belum ada pengumuman resmi identitas para korban.
Sebelumnya, Kapolres Madiun, Ajun Komisaris Besar Polisi Umar Effendy menyatakan, kereta sedang menuju Surabaya dan terakhir ke Jember. "Selain 6 tewas, dua masih terjepit dan 20 luka-luka cukup serius," kata Umar Effendy.
Rangkaian Kereta Api Logawa anjlok di daerah perbukitan antara Nganjuk dan Madiun dan tiga gerbong terakhir terguling dan masuk ke jurang sedalam 13 meter di Desa Petung, Kecamatan Sragen, Jawa Timur. PT KA belum mengetahui penyebab anjlok dan tergulingnya tiga dari tujuh gerbong kereta jurusan Purwokerto-Jember itu.
Tiga gerbong Kereta Api Legawa kelas ekonomi terguling di Madiun, Jawa Timur. Saat ini, tiga gerbong yang terguling itu sedang menjalani proses evakuasi. "Kereta penolong dari Madiun baru datang. Ini baru dievakuasi," kata Humas PT Kereta Api (PT KA) Daerah Operasi (Daops) VII Hariyono dalam perbincangan
Pengalihan Jalur Via Pantura
Tergulingnya Kereta Api Logawa di kawasan hutan jati Saradan, Madiun, membuat seluruh perjalanan kereta dari Surabaya dan Malang menuju Jakarta lewat Solo atau sebaliknya dialihkan melalui jalur pantura atau jalur Semarang. Koordinator Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VIII Surabaya, Hery C Winarno, mengatakan pengalihan ini karena pengangkatan gerbong kereta yang terguling kemungkinan memakan waktu lama. "Untuk mengangkat tiga gerbong dari sungai kemungkinan agak lama," kata Hery.
Beberapa kereta yang dialihkan melalui jalur pantura di antaranya adalah kereta yang dari Surabaya semisal Kereta Api Bima, Kereta Api Turangga, serta Kereta Api Sancaka, serta kereta dari Malang yaitu Kereta Api Malabar serta Kereta Api Eksekutif Gajayana.
Untuk kereta dari Malang, selanjutnya harus menuju Surabaya untuk dialihkan menuju Semarang, begitu juga kereta yang dari Surabaya selanjutnya dialihkan ke Stasiun Pasar Turi untuk selanjutnya menuju ke Semarang.
Akibat pengalihan ini, seluruh jadwal kedatangan kereta kemungkinan molor sekitar empat jam dari biasanya "Saat ini sebenarnya sedang penuh karena liburan sekolah," kata Herry. Karena itu, bagi penumpang yang tidak berkenan dengan pengalihan ini, PT KAI berjanji mengembalikan tiket yang terlanjur dibeli. Sumber : Vivanews.com