Kebocoran terjadi di pengeboran dengan kapasitas produksi 400 barrel minyak per hari. Kebocoran muncul 73 hari lalu.
Jutaan ikan mati di sepanjang perairan selatan wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste. Sumur minyak yang bocor itu terletak sekitar 150 mil laut atau 250 kilometer di utara Australia.
Dilaporkan, sumur yang bocor dan terbakar terletak di ladang Atlas Barat dan Montara. Pada Senin, petugas terus mencurahkan banyak lumpur ke lubang sumur untuk menutup kebocoran yang memicu kebakaran yang mengakibatkan gumpalan asap hitam pekat ke udara.
PTTEP Australasia, perwakilan PTT Exploration and Production Co Ltd milik Thailand, telah berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan kebocoran dan kebakaran. Meski demikian, bencana tersebut tetap belum bisa dikendalikan. Kebakaran semakin hebat dan perairan yang tercemar pun meluas akibat lelehan minyak mentah.
”Fokus operasi kami pada hari-hari terakhir adalah mengurangi intensitas kebakaran. Sejumlah ahli ternama bekerja untuk mengatasi problem ini. Kami terus berupaya sekuat tenaga,” kata Menteri Sumber Daya Australia Martin Ferguson.
PTTEP berencana memproduksi sekitar 35.000 barrel minyak per hari dari ladang Montara, nama perusahaan yang sudah terkenal soal eksplorasi pada 41 proyek di 14 negara. Namun sayangnya, kegagalan justru terjadi di ladang minyak Celah Timor yang akan merusak reputasi perusahaan tersebut.
Guna menekan bencana agar tak meluas, petugas perusahaan melakukan pencampuran 4.000 barrel lumpur yang siap dituangkan ke sumur. Pejabat Keuangan PTTEP Australasia, Joe Martins, mengatakan tidak tahu bagaimana api muncul. ”Ada banyak pertanyaan yang tak terjawab, termasuk apa penyebab kebakaran,” kata Martins.
Dia menambahkan, ”Fokus perhatian kami satu-satunya saat ini adalah bagaimana agar semua personel selamat, mengendalikan api, dan memadamkannya dengan baik agar tidak sampai membawa bencana lebih parah.”
Ferguson menjelaskan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan. Petugas menyelidiki penyebab kebakaran dan kemungkinan akan melakukan perubahan di bidang regulasi perminyakan.
Ferguson menambahkan, jika penyelidikan menemukan faktor kelalaian PTTEP, perusahaan harus siap menerima sejumlah sanksi. ”Mereka harus bertanggung jawab. Minyak telah mencemari lautan luas, bergerak mencapai ribuan kilometer jauhnya,” kata Ferguson.
Direktur Eksekutif Yayasan Timor Barat Ferdi Tanone mengatakan, ribuan ikan mati di wilayah selatan NTT. Nelayan tidak bisa melaut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar