#

INFO BENCANA TERKINI

Info Gunungapi Bromo Meletus, Kab. Probolinggo-Prop. Jatim , 26-Desember-10 17:30:00 WIB, Warga lereng Bromo dari 12 Desa sekitar yang bermukim di sekitar Gunung Bromo terpapar debu vulkanik pekat, 106 rumah roboh, 2 sekolah roboh, Pertanian rusak, suplai air bersih terhambatAnda Peduli Bencana, Salurkan Bantuan dan Dana kirim ke Rek.BCA - 0813004392 Mari Peduli dan Dukung Kami - Terima kasih

Gunungapi Merapi Meletus


View Letusan Merapi in a larger map

Tahap Penanggulangan Bencana

;

13 Juli 2009

Status Flu Babi Menjadi KLB

Jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang terdeteksi positif flu babi ketika mengikuti lomba paduan suara tingkat Asia di Korsel bertambah menjadi 14 orang. Kondisi itu membuat pemerintah semakin khawatir. Sebab, secara kumulatif, WNI di luar negeri yang menderita flu babi kini menjadi 42 orang.
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menegaskan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan flu babi (H1N1) sebagai kejadian luar biasa (KLB) untuk seluruh dunia sejak 11 Juni 2009. Dengan pernyataan WHO itu, tutur Menkes, otomatis status flu babi di Indonesia pun menjadi KLB.
Apalagi, jumlah kasus positif H1N1 di Indonesia kini sudah mencapai 64 orang. Jumlah itu terdiri atas 43 laki-laki dan 21 perempuan. ''WHO sudah menyatakan pandemic alert sampai pada level 6. Ini berarti sudah KLB seluruh dunia, termasuk di Indonesia," kata Siti saat konferensi pers di kediamannya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin (12/7).

Terkait hal itu, Menkes meminta WNI yang terkena flu babi tetap tinggal di luar negeri hingga sembuh total. ''Jika dinyatakan negatif, baru bisa pulang ke Indonesia. Di sana dululah hingga sembuh,'' ujar Menkes.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Tjandra Yoga Adhitama menambahkan, Depkes tidak bisa memberlakukan kebijakan travel warning untuk mencegah masyarakat agar tidak terjangkit H1N1. Sebab, kasus flu babi sudah terjadi di 140 negara.

''Mau ngambil kebijakan travel warning gimana? Kasus ini sudah merata di semua negara. Di Asia saja hanya beberapa negara yang belum kena. Salah satunya Timor Leste,'' terangnya. Pihaknya hanya mengimbau WNI yang akan bepergian ke luar negeri agar lebih berhati-hati. ''Jika terasa sakit, lebih baik jangan bepergian,'' terangnya.

Tjandra menjelaskan, dari 64 pasien flu babi di Indonesia, 12 di antaranya merupakan kasus baru. Mereka terdiri atas tujuh laki-laki dan lima perempuan. Delapan pasien dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta, 2 orang di RS Gatot Subroto, Jakarta, dan masing-masing 1 pasien dirawat di RS Sanglah, Denpasar, dan RS Hasan Sadikin, Bandung.

Dua belas pasien baru itu berinisial YS (perempuan, 12), VP (laki-laki, 12), SR (laki-laki, 14), KS (laki-laki, 15), SH (perempuan, 7), IB (laki-laki, 25), SA (perempuan, 44), dan MS (perempuan, 30) dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. Pasien lain adalah NK (laki-laki, 9) dan KV (laki-laki, 8 ) dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Lalu EV (perempuan, 37) dirawat di RS Hasan Sadikin, Bandung, dan RL (laki-laki, 40) dirawat di RS Sanglah, Denpasar.

Dari 12 kasus positif tambahan itu, kata Tjandra, lima di antaranya mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri. Yakni, ke Malaysia, Singapura, Turki, Jepang, dan Selandia Baru. Berdasar kewarganegaraan, dari 12 kasus tambahan itu, dua orang adalah warga negara asing (WNA).

Sementara itu, hingga kemarin kondisi para siswa di Korsel terus membaik. Bahkan, beberapa di antaranya berkomunikasi secara intens dengan keluarga di Indonesia. ''Kami terus meng-update informasi dan sampai saat ini saya mengonfirmasi bahwa kondisinya sangat bagus. Ada juga yang sama sekali tidak panas dan pilek,'' jelas Menkes.

Menurut Menkes, ke-14 WNI di Korsel yang positif flu babi itu terdiri atas 10 anggota Elfa`s Music School, dua anggota Gorontalo Choir, dan dua anggota Riau Choir. Rencananya, mereka masih dikarantina dan dirawat sampai sembuh sebelum dipulangkan ke Indonesia.

Menkes telah berkoordinasi agar mereka bebas dari infeksi virus influenza A (H1N1) dulu baru diterbangkan kembali ke Tanah Air. ''Lebih baik begitu. Kasihan kalau belum sembuh benar harus dipulangkan,'' ujarnya.

Duta Besar RI untuk Korsel Nicholas T. Dammen mengatakan, se­bagian dari 366 WNI peserta kon­tes paduan suara Asian Choir Con­test di Kota Changwon itu di­jadwalkan kembali ke Indonesia ke­marin petang. Rencananya, me­reka ditransportasikan via Denpasar karena penerbangan langsung Garuda Indonesia adalah via Bali. ''Yang negatif alias tidak terinfeksi menurut jadwal pulang hari ini (kemarin, Red). Dari 366 peserta itu, 83 orang yang sudah dinyatakan negatif sore ini dijadwalkan ti­ba di Indonesia,'' jelasnya.

Depkes, kata dia, juga telah me­minta WNI yang terjangkit penyakit itu tetap tinggal di Korsel hing­ga sembuh. Namun, karena pe­merintah Korsel tak ingin korban bertambah banyak, mereka merekomendasikan percepatan pemulangan bagi sekitar 1.400 peserta dari seluruh dunia.

Karena itu, sejumlah peserta paduan suara asal Indonesia juga dipulangkan hari ini melalui Beijing, Tiongkok. ''Harus dipahami bahwa bukan hanya peserta Indonesia yang terkena wabah ini. Juga ada peserta negara lain. Karena itu, kami harap tidak panik,'' ujar Nicholas.

Seperti diberitakan, para peserta festival tersebut terbang ke Korsel pada 7 Juli 2009 dalam keadaan sehat. Pada 9 Juli beberapa di antara mereka dikabarkan terserang de­­mam dan flu. Pada 11 Juli tim ke­sehatan mengambil sampel air liur dan darah mereka dan dikonfirmasi bahwa 14 orang WNI telah positif H1N1. Me­reka pun dirawat di Na­sional Hospital di Masan, Korsel.

''Kami sudah mengirimkan tim yang terdiri atas minister konselor politik, konselor sosial budaya ke lokasi penyelengaraan festival untuk terus memantau dan asistensi mereka,'' ujar Nicholas. Me­nyikapi insiden itu, Korsel dika­barkan telah menutup lomba dan memerintahkan peserta yang sehat agar segera kembali ke negara masing-masing.

Padahal, hingga saat ini, terdapat sembilan grup paduan suara Indonesia dari 12 grup yang direncanakan hadir di Korsel. Yakni, Paduan Suara Internal Jobs Voice Jogjakarta 32 orang, PSM Universitas Has­sanudin Makassar 32 orang, Bitung City Vocal 43 orang, Vokalista Angel 51 orang, PSM Universitas Negeri Manado 34 orang, Elfa's Music School 83 orang, Go­rontalo Univa Siswa 34 orang, PST Mutiva 32 orang, Yuevi Misva 35 orang dengan total peserta dari Indonesia 366 orang.

Bali Tambah Tiga Pasien
Ketakutan sebagian warga Bali bahwa virus flu babi akan menye­bar ke orang lokal menjadi ke­nya­ta­an. Ini menyusul seorang warga yang tinggal di kawasan Jalan Bukit Hijau Jimbaran berinisial YP masuk ruang isolasi RS Sanglah Sabtu (11/7) malam.

Pria 30 tahun asal Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, itu terpak­sa dirawat di ruang isolasi Nusa Indah RS Sanglah setelah didiagnosis suspect influenza A (H1N1). Sebelum dirawat di ruang isolasi, da­ri informasi yang dihimpun koran ini di RS Sanglah, korban sem­pat menderita panas dengan mengarah ke influenza like ilnes (ILI).

Pihak rumah sakit belum menjelaskan kepastian tertularnya pasien virus flu babi. Bahkan, dalam waktu bersamaan dua pasien suspect lain juga menjalani perawatan. Kedua pasien ini adalah HC, 54, asal Australia yang menginap di Hotel Paradise, Legian, Kuta, dan Ni WW, 34, warga lokal Bali yang kini berstatus warga negara Australia sejak menikah dan tinggal di vila Seminyak. Sebelum dirawat, kedua pasien suspect itu memiliki gejala sama dengan YP.

Dengan dirawatnya tiga pasien suspect flu A H1N1 baru tersebut, kini rumah sakit mencatat tujuh pa­sien. ''Dari tujuh pasien itu, se­orang asal Jakarta. Pasien ini datang karena mengeluh panas dan de­mam,'' kata Kabid Pelayanan Medik RS Sanglah dr Lanang Suartana MM kemarin.

Dari Surabaya, kesehatan tiga pasien flu babi (swine flu) yang dirawat di ruang isolasi khusus RSUD dr Soetomo kemarin terus membaik. Secara umum kondisi fisik mereka sangat stabil. Dema­m­nya sudah mereda. Panas tubuh mereka pun menurun drastis.

Meski begitu, Tim Dokter Pe­nanganan Flu Burung RS milik Pemrov Jatim tersebut tidak ingin kecolongan. Kemarin siang (12/7) tim dokter RSUD dr Soe­tomo mengadakan rapat besar untuk mendiskusikan langkah lan­jutan terhadap tiga pasien ter­sebut. Rapat itu diikuti 30 dokter. Mereka terdiri atas dokter spesialis anestesi, paru-paru, mikrobiologi, dan anak.

Wakil Direktur Pelayanan Medik (Wadir Yanmed) RSUD dr Soe­tomo dr Urip Murtedjo SpB(K) KL mengatakan, rapat tersebut membahas beberapa langkah lanjutan untuk penanganan pasien tersebut secara komprehensif. ''Karena itu, kami melibatkan banyak dokter spesilalis,'' ujar Urip.

Dari informasi yang dikumpulkan Jawa Pos, salah satu pasien yang masih dirahasiakan identitas itu terlular flu babi bukan karena kun­jungan ke Amerika Serikat (AS), tetapi dari China atau Hongkong.

Menurut Sumber Jawa Pos di RSUD dr Soetomo, hal itu bisa di­ketahui dari pengakuan sang pasien lelaki. Pasien berusia 40-an tahun itu mengaku tidak liburan ke AS, tetapi ke Tiongkok, lantas melanjutkan perjalanan ke Hongkong.

Anak perempuannya yang berusia 13 tahun juga tertular dari Tiongkok atau Hongkong. Sedangkan ibu sang pasien lelaki terkena flu babi ketika berada di In­donesia, dari dua orang keluarganya tersebut. ''Jadi, bukan da­ri AS seperti yang diberitakan,'' ucapnya.

Tiga pasien tersebut diketahui mengidap flu babi saat melewati alat pemindai panas (thermal detec­tor) Bandar Udara Juanda Jumat malam lalu (10/7). Setelah sempat mampir sebentar di salah satu RS Swasta Surabaya, mereka dirujuk ke RSUD dr Soetomo hari itu juga.

Dengan dirawatnya tiga pasien flu babi itu, RSUD dr Soetomo hingga kemarin sudah merawat enam pasien suspect flu babi. Na­mun, hanya tiga pasien terakhir ini yang terbukti positif. Tiga lainnya, yakni dua TKI dari Hongkong dan satu TKI dari Taiwan, negatif.

Selain Surabaya, warga Kota Ma­lang Sabtu lalu (11/7) diduga ter­­­serang virus H1NI (suspect flu babi). Hingga kemarin sore (12/7), ketiganya masih dirawat di ruang 29 bagian avian influenza Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Malang. Belum bisa dipastikan apakah ketiganya tertular virus H1N1 atau tidak.

"Ini masih dugaan. Kami belum bisa memastikan. Sekarang masih dalam perawatan," terang Kepala Swine Flu RSSA Malang Prof dr Gatot Ismanoe kemarin. Mereka yang diduga terserang virus H1N1 itu berinisial ES, 50; BW, 53; dan anaknya, EF, 18. Ketiganya warga Jl Dewandaru, Kecamatan Lowokwaru. Mereka masuk IRD RSSA Malang pukul 23.00.

Mereka langsung dikarantina. Mereka juga mendapat perawatan khusus dari tim medis RSSA. Sumber : jawapos

07 Juli 2009

Semburan Gas Siring Kulon Terbakar

Jam 14.30 WIB Tim FPBI mengadakan mitigasi pada semburan gas di Siring Kulon, melihat semburan sangat besar dan performance gas mudah terbakar sangat besar. Tim FPBI mengingatkan pada pemilik rumah Koh Yen (Okky Andrianto, 50 thn) untuk membuka bagian atap dan merobohkan tembok karena dengan terkungkungnya gas tersebut akan memicu terbakarnya gas dan sangat membahayakan.

Entah kebetulan atau memang harus terjadi, ketika Tim FPBI baru meninggalkan lokasi, ternyata pada jam 17.00 WIB semburan gas tersebut benar-benar terbakar mencapai ketinggian 3 (tiga meter).

Api muncul atau membara mengiringi semburan baru yang berjumlah 4 buah kategori besar dan puluhan lainnya dengan kategori kecil. Selain membakar lokasi semburan baru, api juga menyambar ruangan dan seisi kedua rumah Okky.

Warga sekitar bergotong royong untuk mengamankan barang-barang milik Koh Yen. Sementara saat itu, mobil PMK belum juga tiba di lokasi. Dengan inisiatif sendiri, warga menyetop mobil tangki air pegunungan yang lewat untuk di tumpahkan di sekitar kebakaran tersebut
Ketika api masih membara dan merembet ke semua ruangan dan atap rumah. "Tidak tahu api berasal dari mana, tapi tahu-tahu besar dan membara dari sebelah kiri rumah," kata Okky kepada Tim FPBI.

Kebakaran ini juga membawa korban yaitu salah seorang pembantunya Endang (25 Thn) yang megalami luka bakar 20% karena tersambar lidah api yang menyambar tiba-tiba, kemudian korban dilarikan segera ke Rumah Sakit Bhayangkara milik Pusdik Gasum Brimob di Porong.

Beberapa saat kemudian 2 (dua) unit mobil PMK dating dan segera melakukan lokalisir semburan biru yang terbakar di bantu pihak TNI dan Polri. Petugas PMK mempersiapkan aksinya dengan memasukkan sejenis tepung ke dalam tabung pemadam berukuran besar untuk memadamkan api dengan busa selama setengah jam.


Semburan Sebelum Terbakar

Namun ketika busa di semprotkan api justru membesar dan menyambar serta mengalir mengikuti aliran semburan air bercampur lumpur tersebut. Warga yang menonton berlarian dan beberapa ibu-ibu menjerit sambil menangis ketakutan. Petugas PMK berhasil memadamkannya walau api sempat membakar rumah Koh Yen. Semuanya lega untuk sementara ini.

Sebelumnya karena terbakarnya semburan tersebut, membuat warga Siring Kulon marah sehingga berencana melakukan aksi blokir jalan raya meski akhirnya batal. Kapolres Sidoarjo AKBP Setija Junianta berusaha untuk menenangkan warga yang marah tersebut dengan menjanjikan bahwa Bupati Sidoarjo siap berdialog dengan warga. Di samping itu juga menghimbau warga untuk tidak memasuki lokasi kebakaran karena berbahaya.

Di sisi lain, Kewi, salah seorang warga Siring Barat menilai pemerintah terkesan tutup mata dengan banyaknya semburan gas mudah terbakar yang mengepung wilayah Siring Barat.

Menurutnya, di Siring Barat banyak terdapat puluhan semburan yang mengandung gas mudah terbakar, namun sampai kini tuntutannya minta diberikan ganti rugi tak digubris. "Apa pemerintah ingin jatuh korban lebih banyak dan semua rumah warga Siring yang keluar semburan terbakar habis," ketusnya.

Lebih aneh lagi BPLS sebagai badan pelaksana mengijinkan pemanfaatan gas mudah terbakar tersebut sebagai sarana memasak melalui pipa by pass. Warga yang mengetahui hal ini segera mematikan aliran gas tersebut, karena khawatir kebakaran akan menjalar melalui pipa by pass tersebut.

Ny Kewi, salah satu warga Siring yang bagian dapur rumahnya juga mengeluarkan puluhan semburan gas dan juga memanfaatkan gas tersebut setiap hari untuk memasak nasi jualan di depan rumahnya, meminta Dodie Irmawan untuk mematikan aliran bubble tersebut.
Dengan kebakaran besar semburan di wilayah Siring Kulon tersebut, beberapa warga menggerutu kesal karena sampai saat ini belum ada upaya solusi dari pemerintah maupun BPLS untuk melindungi masyarakat dari risiko ancaman tersebut.

Namun malam itu Bupati Sidoarjo dan Gubernur Jawa Timur langsung meninjau lokasi kejadian telah berusaha berdialog langsung dengan warga, belum ada titik temu dan masih akan dipikirkan oleh Pemerintah. Sampai kapan.
Sumber gambar : Republika Online
 
© Copyright by Siaga Bencana  |  Template by Blogspot tutorial