#

INFO BENCANA TERKINI

Info Gunungapi Bromo Meletus, Kab. Probolinggo-Prop. Jatim , 26-Desember-10 17:30:00 WIB, Warga lereng Bromo dari 12 Desa sekitar yang bermukim di sekitar Gunung Bromo terpapar debu vulkanik pekat, 106 rumah roboh, 2 sekolah roboh, Pertanian rusak, suplai air bersih terhambatAnda Peduli Bencana, Salurkan Bantuan dan Dana kirim ke Rek.BCA - 0813004392 Mari Peduli dan Dukung Kami - Terima kasih

Gunungapi Merapi Meletus


View Letusan Merapi in a larger map

Tahap Penanggulangan Bencana

;

31 Oktober 2009

Ratusan Rumah Tenggelam Dilanda Luapan Babura

Ratusan rumah di tepi Sungai Babura, Medan, Sumatra Utara, Kamis (29/10), terendam banjir. Bahkan, siang tadi ketinggian air terus meningkat hingga mencapai satu meter. Banjir yang merendam daerah ini terjadi akibat Sungai Babura meluap setelah hujan deras kemarin malam mengguyur kawasan pegunungan yang mengitari Kota Medan.

Berdasarkan pantauan, banjir terparah terjadi di kawasan Lingkungan 7 dan Kompleks Pamen, Kelurahan Sei Mati, Medan Baru. Di kawasan ini, sedikitnya lebih dari 100 rumah warga terendam. Kondisi ini membuat warga panik. Namun, mereka tak mampu berbuat banyak apalagi air datang secara tiba-tiba.

Menurut keterangan warga, Sungai Babura meluap saat mereka sedang tidur lelap. Alhasil, warga hanya bisa menyelamatkan diri dan membiarkan perabotan rumah tangga terendam. Banjir akibat luapan Sungai Babura ini, kerap terjadi bila hujan deras turun di kawasan hulu sungai di Kabupaten Deli Serdang. Ini akibat adanya pendangkalan dasar sungai.

Kini, sebagian warga memilih mengungsi ke dataran lebih tinggi lantaran air terus meninggi. Mereka berharap pemerintah setempat segera mengeruk dasar sungai agar banjir tidak lagi merendam permukiman. Sumber : SCTV

29 Oktober 2009

Banjir Binjai Genangi Ratusan Rumah

Banjir menggenangi 600 rumah di Kecamatan Binjai Timur dan Binjai Kota, Sumatra Utara. Ketinggian air mencapai satu meter. Akibatnya, aktifitas warga terhenti. Mereka lebih memilih untuk menunggu genangan banjir surut.

Hujan yang turun dengan sangat deras, Kamis (29/10) dini hari, membuat aliran Sungai Bangkatan dan Sungai Mencirim meluap. Warga terpaksa mengungsi ke pinggir jalan atau ke rumah tetangga yang tidak tergenang banjir. Mereka mengaku pemerintah setempat belum memberikan bantuan berupa pangan dan pengevakuasian. Sumber : metronews

25 Oktober 2009

Tebing Tinggi Terendam Luapan Sungai Bahilang

Sungai Bahilang yang membelah Kota Tebing Tinggi, Deli, Sumatra Utara, Jumat (23/10) meluap hingga merendam ratusan rumah warga. Ketinggian air di Kecamatan Padang Hulu dan Tebing Tinggi mencapai paha orang dewasa. Akibatnya, selain mengganggu aktivitas warga, ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam.

Sungai Bahilang memang sudah sering meluap akibat banjir kiriman dari Sungai Serdang di bagian hulu. Namun, banjir kali ini merupakan yang terparah karena kerusakan hutan yang sudah tidak terkendali. Pemerintah Kota Tebing Tinggi sudah meminta warga untuk bersiaga dan waspada banjir susulan. Sumber : SCTV

21 Oktober 2009

Rehab rekon Gempa Sumbar Mulai 1 Nopember 2009

Pemerintah akan menghentikan situasi tanggap darurat penanganan gempa di Sumbar pada 30 Oktober 2009 dan akan diteruskan dengan rehabilitasi dan rekonstruksi mulau 1 November 2009.

"Perhitungan damage dan lost assesment sudah mulai dan diharapkan akhir bulan ini selesai," kata Direktur Kawasan Khusus dan Tertinggal Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suprayoga Hadi, Senin (19/10).

Penanganan rehab dan rekon ini dilakukan dengan pola penanganan yang mendekati Jogja. Nanti akan ada Peraturan Presiden (perpres) untuk pelaksanaan rehab rekon tersebut termasuk pembentukan gugus kerja rehab dan rekon.

"Nanti gubernur yang bertanggung jawab dan saat ini desain perpres sedang didesain," katanya. Beberapa bantuan dan stimulus akan diberikan seperti bantuan untuk pembangunan rumah sebesar Rp 15 juta untuk rumah rusak berat, Rp 10 juta untuk rusak sedang dan Rp 5 juta untuk rusak ringan.

"Untuk kerusakan yang sangat ringan seperti rumah retak akan diberikan bantuan Rp 1 juta, itu sudah diputuskan dalam rapat di Kesra," katanya.

Diharapkan pada 21 Oktober 2009 pemerintah sudah bisa menghitung berapa kerusakan yang terjadi sehingga rehab rekon bisa segera dilakukan. Sumber ; kontan

20 Oktober 2009

Sumbar Alami Kerusakan Infrastruktur 85 Persen

Sekitar 85 persen infrastruktur di Sumatera Barat rusak akibat gempa dengan kekuatan 7,6 SR yang terjadi pada Rabu (30/9) lalu. Demikian dikatakan Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumbar, Dody Ruswandi di Padang, Senin (19/10).

Untuk membangun kembali bangunan pemerintah yang rusak tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar. Untuk itu diusulkan pembentukan lembaga khusus yang diketuai Gubernur Sumbar dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kembali infrasrtruktur pemerintah yang rusak akibat gempa. Lembaga khusus tersebut merupakan suatu organisasi yang terpisah dari program Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD), mengingat tugas rutin dari para SKPD tersebut sangat padat sekali.

Lembaga khusus yang dibentuk itu merupakan salah satu upaya mempercepat proses penyelenggaraan pembangunan kembali infrastruktur pemerintah yang rusak akibat gempa. Juga untuk membantu pengelolaan bantuan luar negeri dalam proses pembangunanan infrastruktur pemerintah yang rusak. Karena pembangunannya tidak cukup dengan dana dari APBD dan APBN saja.

Dari data Satkorlak Penanggulangan Bencana Sumbar, tercatat untuk jalan sebanyak 178 unit yang mengalami rusak berat, 63 unit rusak sedang dan 51 unit rusak ringan. Sedangkan jembatan yang mengalami rusak akibat gempa sebanyak 68 buah yang terdiri dari 21 buah rusak berat, 30 buah rusak sedang, serta 17 rusak ringan.

Empat titik kerusakan jalan yang parah di wilayah Padang Pariaman dan satu titik di jalur Padang-Solok Kilometer 18 mendesak untuk diperbaiki. Lima titik tersebut kini nyaris putus akibat gempa dan terancam longsor, terutama apabila hujan deras tiba.

Kerusakan empat titik jalan di wilayah Padang Pariaman dikhawatirkan akan mengganggu pengiriman bantuan dan aktivitas pemulihan serta tahap rekonstruksi di sejumlah wilayah pedalaman di kabupaten tersebut. Empat titik tersebut semuanya terletak di Kecamatan V Koto Timur, yang menuju ke arah Nagari Padang Alai serta Patamuan. Dua wilayah yang menjadi area terparah dampak gempa dan saat ini sebagian besar warganya masih dalam pengungsian.

Sementara itu, di Jalur Padang-Solok di Km 18 juga mengkhawatirkan. Jalur ini merupakan jalan nasional yang menghubungkan Padang dengan Kabupaten Solok serta kabupaten-kabupaten lain di wilayah tenggara.

Kepala Bidang Pelaksana Balai Besar Jalan Nasional Direktorat Jenderal Bina Marga wilayah Sumatera Barat, Hajito mengungkapkan, lima titik tersebut telah direkomendasikan untuk segera diperbaiki. Jenis kerusakannya terbilang mengkhawatirkan karena sebagian badan jalan terbawa longsor dan rawan mengalami longsor susulan. Titik-titik yang rusak ini berada di jurang yang sangat tinggi sehingga berbahaya untuk dilalui serta riskan.

Untuk perbaikan titik-titik jalan yang rusak tersebut dibutuhkan biaya yang sangat besar. Karena diperlukan pengurukan dan konstruksi pendukung guna mencegah longsoran. Apalagi, sekitar badan jalan selama ini termasuk wilayah rawan longsor.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Priyadi Kardono, mengatakan, perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan merupakan salah satu prioritas utama BNPB dalam tahap rekonstruksi dan rehabilitasi.

Tentunya jalan dan jembatan yang terancam putus harus diperbaiki dahulu supaya bantuan tak terputus ke para korban di wilayah yang terletak di perdalaman. "Selain itu, dalam tahap rekonstruksi dan rehabilitasi nantinya kita harus menembus wilayah-wilayah di lereng perbukitan itu," ujar Priyadi.

Mengenai korban gempa yang ada di daerah rawan longsor, Priyadi mengatakan, akan dibangunkan rumah tinggal. Mengenai tempatnya masih akan dibahas bersama pemerintah daerah, termasuk kepastian mengenai pola rekonstruksi dan rehabilitasi.

"Kemungkinan pola yang dipakai minimal seperti di Yogyakarta. Tapi, mungkin tak sepenuhnya sama karena budaya di Sumbar yang berbeda dengan di Yogya, misalnya soal gotong royong. Yang pasti, untuk di Sumbar kami akan mempertimbangkan kultur setempat," tandasnya.

Perkembangan terakhir kondisi pasca gempa di Sumbar, listrik sudah 95 persen beroperasi, telepon 100 persen beroperasi dan air 85 persen. Uang dan lauk-pauk sudah didistribusikan 2x10 hari. Sedangkan bantuan untuk kelas darurat juga sudah didistribusikan untuk 3.100 kelas darurat. Tim verifikasi sedang turun ke lokasi-lokasi bencana sampai tanggal 21 Oktober. Demikian laporan yang disampaikan Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi.


18 Oktober 2009

Longsor Silaiang Padang Panjang

Longsor terjadi di Silaiang, Padang Panjang di Jalan Padang-Bukittinggi di kawasan Lembah Anai tadi malam, Sabtu (17/10) sekitar pukul 22.00 WIB. Longsor mengakibatkan dua mobil, satu truk dan satu kendaraan bermotor yang sedang lewat di badan jalan dibawa longsor ke sungai. Dua orang penumpang mobil Avanza masih dicari dan 17 orang lainnya selamat.

Koordinator Sekretariat Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat Ade Edward mengatakan, satu truk, satu mobil Avanza, satu mobil L-300, dan satu sepeda motor sedang melintas di bawah tebing Silaiang ketika terjadi longsor dari tebing di sisi jalan raya. Lokasi kejadian longsor persis dekat bekas longsoran yang terjadi akibat gempa 30 September lalu.

“Keempat kendaraan didorong tanah yang longsor ke sungai, tapi 17 orang yang di dalam mobil dan di atas sepeda motor selamat. Kini sedang dicari dua penumpang mobil Avanza yang hilang,” kata Ade Edward, Minggu (18/10).

Ia mengatakan hujan lebat tadi malam menjadi penyebab longsor karena sejak gempa tebing-tebing di kawasan Lembah Anai semakin berbahaya dan rawan longsor.
"Pegendara harus berhati-hati, kalau hujan lebat, petir, sebaiknya menunda perjalanan yang melewati daerah rawan longsor,” kata Ade Edward. Sumber : tempointeraktif

16 Oktober 2009

Tanggap Darurat Gempa Sumbar 7,9 SR

Pemerintah belum memutuskan untuk menghentikan proses tanggap darurat pascabencana di Sumatera Barat (Sumbar), dua pekan setelah gempa berkekuatan 7,9 SR yang merenggut korban jiwa mencapai 1.117 orang. Demikian yang disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif seusai sidang kabinet terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Kamis (15/10).

Selama masa tanggap darurat ini, pemenuhan kebutuhan dasar seperti beras dan uang lauk pauk telah disiapkan. Setiap orang memperoleh beras sebanyak 400 gram dan uang lauk pauk Rp5.000 per hari. Persediaan beras mencapai 13 ribu ton dan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 4 bulan. Selain pangan, kebutuhan dasar lainnya berupa pasokan air bersih, energi listrik, dan telekomunikasi telah kembali normal.

Untuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah mempertimbangkan untuk mengkombinasikan model pembangunan pascagempa di Yogyakarta dan Aceh dengan mengakomodasi nilai kultural Sumbar.

Sementara itu Presiden Yudhoyono dalam rapat tersebut mengharapkan setelah semua dilaksanakan, kondisi Sumbar dan Jambi bukan hanya pulih dari bencana tetapi lebih siap andaikata terjadi bencana serupa dengan pembangunan gedung-gedung yang lebih tahan gempa, kesiapan mental warganya yang lebih baik dan respons terhadap bencana pada jam-jam awal yang lebih baik.

Rapat terbatas dihadiri oleh Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menko Polhukam Widodo AS, Menkeu/pelaksana tugas Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Mensesneg Hatta Rajasa, Menkum HAM Andi Mattalata, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menkes Siti Fadilah Supari, Mendagri Mardiyanto, Menhub Jusman Syafei Djamal, Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Mendiknas Bambang Sudibyo, Menkominfo Muhammad Nuh, Meneg BUMN Sofyan Djalil, Menlu Hassan Wirajuda dan Seskab Sudi Silalahi, serta Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi dan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin.Sumber : BNPB

14 Oktober 2009

Perkembangan Akhir Gempa Sumbar 7,6 SR

Pusdalops BNPB melaporkan korban meninggal akibat gempabumi di Sumatera Barat hingga hari Rabu, 14 Oktober 2009 berjumlah 1.115 orang. Korban meninggal terbanyak terdapat di Kabupaten Padang Pariaman yaitu 675 orang. Kemudian, 313 orang di Kota Padang, 80 orang di Kabupaten Agam, 32 di Kota Pariaman, 9 di Kab. Pesisir Selatan, 3 di Kota Solok dan 3 di Kab. Pasaman Barat.
aData tersebut diperoleh dari Satkorlak PB Prov. Sumbar tanggal 13 Oktober 2009 pukul 18.00 WIB. Sedangkan korban yang dilaporkan hilang hanya tercatat 1 orang di Kota Padang. Secara umum aktivitas berjalan lancar di semua wilayah, dan kegiatan evakuasi sudah dihentikan.

BNPB telah memberikan bantuan uang lauk pauk tahap kedua sejumlah Rp. 22 milyar dan bantuan santunan duka cita sebesar Rp. 1,5 milyar dan diterima langsung oleh Gubernur Sumatera Barat.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) melakukan kunjungan ke Padang dan diterima oleh Gubernur. Dalam kunjungannya, Menakertrans memberikan bantuan berupa 20 unit mobil training lengkap dengan peralatannya beserta instruktur kejuruan bangunan dan listrik sebanyak 60 orang, 2 mobil kesehatan beserta tenaga dokter dan medis, 40 paket pelatihan, 5 genset, 10 ton beras dan dana sebesar Rp. 300 juta.

Pelayanan kesehatan dan obat-obatan untuk korban gempa telah mencukupi. Rumah sakit lapangan milik Singapura sudah tidak berfungsi karena seluruh pasien telah ditempatkan kembali di RSUD Kota Pariaman. Tenaga medis dari Sumatera Barat (3.524 orang) mampu mengatasi pasien apabila tenaga medis dari lokasi lainnya ditarik. Saat ini tidak terdapat penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah, kasus korban baru akibat gempa tidak ada. 98% puskesmas sudah beroperasi.

Kemarin (13/10) telah didistribusikan bantuan sebanyak 12 sortie menggunakan helikopter ke Kab. Padang Pariaman. Bantuan tersebut berupa tenda pleton, tikar, terpal, beras, pakaian, alat gali, permakanan dan bantuan sosial lainnya.

Persediaan beras di setiap wilayah sudah mencukupi. Distribusi bantuan sudah mencapai setiap lokasi (nagari). Hanya 13 korong di 3 kecamatan yang memerlukan tambahan bantuan (S. Salak, S. Geringging dan Sicincin).Sumber : BNPB

Chikungunya Meluas di Kab. Sarolangun

Serangan Chikungunya di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, terus meluas dan hingga kini sudah menyerang lebih dari 5.000 orang yang tersebar di beberapa kecamatan.

Berdasarkan catatan, hingga saat ini chikungnya telah menyerang lebih dari 5.000 warga di beberapa kecamatan, kata Kepala Dinas Kesehatan Sarolangun H Adnan ketika dihubungi di Sarolangun, Selasa.

Bahkan, hampir semua kecamatan di Kabupaten Sarolangun terserang wabah chikungunya tersebut, namun ia belum bisa memastikan soal adanya informasi korban jiwa yang diakibatkan penyakit tersebut.

"Untuk memastikan apakah seseorang tersebut meninggal karena chikungunya adalah dokter yang menanganinya, belum ada informasi pasti," katanya.

Dinas Kesehatan sudah lama melakukan berbagai upaya untuk mengatasi dan menangani serangan chikungunya yang sudah dalam klasifikasi kejadian luar biasa (KLB) itu, antara lain melakukan pengasapan (fogging).

Namun, pengasapan saja ternyata belum cukup bila tidak diiringi dengan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Selain itu, Dinkes Sarolangun juga telah meminta bantuan ke pemerintah pusat dan Pemprov Jambi terkait mewabahnya penyakit chikungunya, dan telah direspon dengan adanya bantuan berupa satu unit mesin pengasapan dan obat-obatan.

Sementara itu, DPRD Sarolangun meminta instansi terkait, terutama Dinas Kesehatan membangun posko khusus untuk menangani korban penyakit chikungunya.

Ketua sementara DPRD Sarolangun Susi Aprianty minta Dinkes segera berkoordinasi dengan DPRD apabila mengalami kesulitan anggaran untuk menyikapi kasus chikungunya tersebut.


"Penyakit tersebut sudah mewabah, harus ada tindakan segera untuk mengatasinya," ujarnya.

Susi sangat setuju jika posko khusus untuk mengatasi penyakit chikungunya dibuka di setiap desa, jika ada warga yang mengalami gejala penyakit itu bisa segera berobat ke posko.

Pendapat yang sama juga diungkapkan Syahrudin, anggota DPRD Sarolangun dari Fraksi Demokrat, yang minta Dinkes sesegera mungkin mengambil tindakan meski penyakit chikungunya tidak termasuk penyakit yang mematikan. Sumber : antaranews

Banjir Terjang Toli-Toli

Banjir masih mengenangi beberapa wilayah Kota Tolitoli Sulawesi Tengah (Sulteng), Minggu pagi (11/10) setelah hujan menguyur daerah setempat selama empat jam pada Sabtu sore kemarin. Seorang warga yang berada dipinggiran sungai terseret arus air.

Saat terjadi hujan, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa kembali mengenangi sejumlah ruas jalan di Kelurahan Baru, Kecamatan Baolan Tolitoli.

Jalan-jalan yang tergenang air seperti di S Parman, Usman Binol, Kartini, Magamu, Hasanuddin Kelurahan Baru. Beberapa halaman kantor pemerintah dan sekolah juga terendam air seperti kantor Kecamatan Baolan, Komando Rayon Militer (Koramil), Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN).


Arifin (27) warga Kelurahan Tuweley yang sedang menangkap ayam ketika banjir datang tercebur ke sungai. Korban sempat terbawa arus air sepanjang 500 meter namun berhasil menyelamatkan diri karena memegangi dahan pohon bambu.


Minggu pagi (11/10) aktivitas warga Tolitoli kembali berjalan seperti biasa meski mereka masih mengkhawatirkan terjadinya banjir susulan karena setiap kali hujan deras turun air sungai Tuweley meluap. "Kami masih khawatir banjir susulan karena wilayah Tolitoli masih diselimuti awan tebal," ujar Supratman (26), warga kelurahan Baru. Sumber : Media Indonesia

13 Oktober 2009

Perkembangan Penanggulangan Gempa Sumbar 7,6 SR

Hingga hari ini, Selasa (13/10) korban meninggal akibat gempa bumi di Sumatera Barat sebanyak 809 orang. Korban hilang tercatat 241 orang, sebagian besar akibat tanah longsor di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 237 orang.

Kerusakan rumah 265.067 unit, dimana 135.333 unit diantaranya rusak berat. Sedangkan sekolah yang rusak 4.494 dimana 2.073 unit rusak berat, dan fasilitas kesehatan yang rusak 105 unit.

Sarana dan prasarana vital berupa listrik, telekomunikasi, pasar, perbankan, fungsi layanan kesehatan di daerah yang mengalami dampak bencana paling parah seperti Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Pariaman dan Agam sudah kembali normal.

Pendidikan telah berjalan mulai hari Senin 12 Oktober 2009. Kegiatan belajar mengajar dilakukan tenda-tenda darurat pada sekolah-sekolah yang mengalami rusak berat.

Sementara itu, stock obat-obatan, MP ASI, permakanan dan tenaga dokter mencukupi. Saat ini tersedia 55 Ton MP Asi dimana 20 Ton telah tersedia di Padang, selebihnya masih dalam perjalanan menuju Padang. Persediaan logistik berupa beras mencukupi. Saat ini cadangan beras Bulog di Sumatera Barat 14.000 ton yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 4 bulan.

Kemarin, selain dilakukan operasi bantuan rutin oleh Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota ke lokasi-lokasi bencana, BNPB dan Kementerian Lembaga Terkait secara terpisah memberikan bantuan kepada masyarakat di daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan menggunakan jalur darat dan jalur udara. Prioritas pemberian bantuan di Kabupaten Pariaman dan Kabupaten Agam.

Distribusi bantuan dari Jakarta ke Padang tetap berjalan melalui Halim Perdana Kusuma dengan menggunakan 2 Hercules TNI dan 1 Hercules dari Australia dan Amerika. Sedangkan dari Kolinlamil Tanjung Priuk dengan menggunakan kapal TNI AL KRI Teluk Parigi, KRI Suharso, KRI Cirebon, KRI Makasar, KRI Sibolga, dan KM Sinabung dari PELNI.

Lembaga-lembaga Internasional di bawah koordinasi BNPB dan UNOCHA telah melakukan berbagai kegiatan bantuan kemanusiaan dengan pendekatan sektoral, yaitu membentuk sektor-sektor yang di koordinasikan oleh Kepala Sektor. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain :
• Pembersihan puing reruntuhan bangunan
• Penyaluran bantuan beras yang sampai saat ini telah terkirim 400 Ton dari World Food Programme
• Penyaluran shelter dan bantuan bukan makanan, alat kebersihan, alat rekonstruksi, program penyuluhan dan hunian sementara dari bambu dan kayu bagi mereka yang belum dapat membangun kembali rumahnya, diprioritaskan di Padang Pariaman, Padang, Agam dan Pasaman
• Pendistribusian tenda-tenda sekolah, perlengkapan pendidikan dasar, kegiatan pendukung psikososial, peninjauan kerusakan struktur dalam bidang pendidikan dengan prioritas Kota Padang, Agam, Padang Pariaman, Pesisisr Selatan, dan Pasaman Barat. Sumber : BNPB.


09 Oktober 2009

Perkembangan Penanggulangan Gempa Sumbar 7,6 SR


Korban bencana gempabumi Sumatera Barat pada umumnya menyebar dan mendirikan tenda di dekat rumah masing-masing atau ditampung tetangga dan sanak keluarga. Untuk mempercepat distribusi bantuan, hari ini Jum’at (9/10) akan dikirim 7 unit truk dari pusat membawa bantuan berupa permakanan, tenda dan genset ke Kab. Pariaman dan Kab. Agam.

Bantuan logistik juga dikirimkan menggunakan helikopter ke Koto Tinggi Kab. Pasaman dengan membawa tenda gulung, selimut, susu, sikat gigi, pembalut wanita, obat nyamuk, sarden, beras dan air mineral. Total bantuan seberat 2.400 Kg.

Sementara itu, kerusakan bangunan akibat gempa banyak dijumpai di Kota Padang, Padang Pariaman, Kab. Pariaman dan Kab Agam. Hingga saat ini tercatat total kerusakan rumah mencapai 240.607, perkantoran 388, fasilitas pendidikan 3.146, kesehatan 122, jembatan 49, pasar 81, tempat ibadah 2.351 unit.

Kerusakan di Kota Padang dan Kab. Padang Pariaman diakibatkan oleh faktor kedekatan lokasi dengan episentrum, faktor geologi, dan faktor konstruksi bangunan. Kerusakan di Kota Padang banyak terjadi di dataran rendah (kurang dari ± 25 m di atas permukaan laut yang tersusun oleh endapan alluvial). Lokasi terparah adalah bangunan-bangunan tua di Pecinan. Kerusakan juga terjadi pada bangunan yang mengalami keretakan akibat gempa 2007. Daerah yang mengalami kerusakan ringan berada di ketinggian 25 m – 100 m diatas permukaan laut.

Sedangkan kerusakan di Kab. Agam terpusat di dataran sepanjang pantai barat, mulai dari Durian Kapeh, Tiku hingga Gasan. Kerusakan di Kab. Padang Pariaman terpusat di sepanjang pantai barat.

BNPB terus melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat dan memperkuat koordinasi diantara kementerian lembaga pemerintah yang terkait. Disamping itu, BNPB juga menyediakan 2 buah helikopter BO 105 untuk percepatan pemberian bantuan di daerah yang terpencil serta mengkoordinasikan 2 helikopter Basarnas, 4 helikopter TNI dan 3 buah dari POLRI.

Roda kehidupan perekonomian pasca gempa mulai meningkat secara cepat mendekati kondisi normal. Hal ini terlihat dari normalnya pelayanan BBM dan Gas di Prov Sumatera Barat.

Untuk mempercepat pemulihan penyediaan air bersih secara sementara, Dep. PU telah menyediakan mobil tangki air 28 unit, terminal air 58 unit, Instalasi penjernih air 5 unit. Disamping itu, untuk kesehatan lingkungan, juga telah didirikan 50 unit MCK diberbagai tempat di Padang, Kab. Padang Pariaman, Kota Pariaman dan Kab. Agam. Sumber : Posko Terpadu Gempa Sumbar.

08 Oktober 2009

Jumlah korban meninggal sampai dengan hari Rabu, 7 Oktober 2009, pukul 20.00 WIB berjumlah 739 orang dengan rincian 309 orang di Kota Padang, 37 di Kota Pariaman, 3 orang di Kota Solok, 335 di Kab Padang Pariama, 43 orang di di Kab Agam, 3 orang di Kab.Pasaman Barat dan 9 orang di Pesisir Selatan.

Sedangkan sebanyak 296 masih dinyatakan hilang dengan jumlah korban hilang terbesar berada di Kab. Padang Pariaman yaitu 237 orang, kemudian 54 orang di Kab. Agam dan 5 orang lainnya di Kota Padang.

Selain itu Satkorlak PB Provinsi Sumbar juga mencatat korban yang mengalami luka berat maupun ringan sebanyak 2.219. Untuk jumlah korban mengungsi hanya tercatat di Kabupaten Pasaman Barat yaitu sebanyak 410 orang.

Dalam penanganan bencana Provinsi Sumatera Barat, kedepan BNPB merencanakan akan :
  • Mengirimkan bantuan tambahan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pemerintah daerah
  • Melanjutkan upaya tanggap darurat
  • Menyusun rencana/skema rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk pemulihan ekonomi dan infrastruktur yang rusak
  • Segera dilakukan pembersihan puing
  • Sosialisasi DaLA (Damage and Loss Assesment) dalam rangkan verifikasi data kerusakan dan kerugian.
  • Pendataan dan verifikasi
  • Pembentukan kelompok masayarakat
  • Pelatihan tukang/mandor dan pedamping
  • Penyiapan pendanaan
  • Pelaksanaan perbaikan rumah
Sumber : TRC BNPB

05 Oktober 2009

Perkembangan Korban dan Kerusakan Gempa Sumbar 7,6 SR

Hingga Senin (5/10) pukul 09.00 WIB, Satkorlak PB Sumbar melaporkan jumlah korban meninggal akibat gempa yang terjadi Rabu (30/09) sebanyak 608 orang, hilang 343 orang, luka berat 596 orang, luka ringan 897 orang.
Sedangkan rumah penduduk yang mengalami kerusakan meliputi 88.272 unit rusak berat, 43.323 unit rusak sedang dan 47.076 unit rusak ringan. Kerusakan terparah terlihat di Kota Padang dan Kab. Padang Pariaman, baik kerusakan bangunan maupun kerusakan geologi dan longsoran, yang diakibatkan oleh faktor kedekatan lokasi dengan episentrum, faktor geologi, dan kontruksi bangunan.

Kerusakan di Kota Padang banyak terjadi di dataran rendah (kurang dari 25 m di atas permukaan laut) yang disusun oleh endapan alluvial. Lokasi terparah adalah Pecinan. Kerusakan juga terjadi pada bangunan yang mengalami keretakan akibat gempa tahun 2007 lalu.

Telah ada 21 Tim SAR dari 14 negara (688 personil) yang mengkaji 31 titik reruntuhan bangunan dan menyatakan sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Untuk itu, Tim SAR dalam waktu dekat akan menarik diri dari aktifitas search and rescue dari Kota Padang. Kegiatan rescue dialihkan ke sebelah timur, utara, selatan Kota Padang. Sedangkan tenaga medis masih akan melanjutkan kegiatan pelayanan kesehatan bagi korban bencana.

Kebutuhan mendesak yang diperlukan di lokasi bencana adalah pompa air dan lampu sorot untuk pencarian/evakuasi korban tanah longsor di Kabupaten Pariaman, tenda gulung dan tenda keluarga, selimut, generator dan instalasi penjernih air.

Sumber : Pusdalops BNPB

03 Oktober 2009

Korban Gempa di Jambi Butuh Bantuan

Gempa berkekuatan 7,1 SR yang menimpa Jambi pada tanggal 1 Oktober 2009 pukul 08.52 WIB mengakibatkan korban meninggal 2 orang, luka berat 12 orang, luka ringan 17 orang, demikian informasi yang diperoleh Pusdalops BNPB dari Bapak Ihsan, staf ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM.

Selain korban jiwa, gempa juga mengakibatkan rumah roboh sebanyak 63 unit, rusak berat 465 unit, rusak sedang 848. Gedung sekolah 11 unit, puskesmas 1 unit dan perkantoran 2 unit juga mengalami kerusakan.

Korban gempa di Kabupaten Kerinci membutuhkan bantuan logistik seperti permakanan, air bersih, pakaian (termasuk selimut, sweater, keperluan wanita), perlengkapan memasak, obat-obatan dan tenda. Bantuan dapat diserahkan ke Posko Satlak PB kab. Kerinci , Jl. Arif Rahman Hakim No. 01 Sungai Penuh, Jambi

Dibutuhkan 2 orang tenaga medis (spesialis kejiwaan/psikolog) untuk memulihkan korban yang trauma. Saat ini masyarakat masih merasakan getaran gempa setiap tiga jam. Sumber : BNPB

01 Oktober 2009

Perkembangan Korban dan Kerusakan Akibat Gempa di Padang

Jumlah korban meninggal akibat gempa berdasarkan laporan dari Satkorlak PB Provinsi Sumbar pada 21.00 WIB bertambah menjadi 390 orang dengan rincian 197 orang di Kota Padang, 21 orang di Kota Pariaman, 7 orang di Kab. Pesisir Selatan, 7 orang di Kota Bukit Tinggi, 154 orang di Kab Padang Pariaman dan 4 orang di Kota Solok.

Selain korban meninggal, Satkorlak PB Prov. Sumbar juga melaporkan korban bencana yang mengalami luka berat maupun ringan dengan rincian sebagai berikut :

Kota Padang, 50 orang mengalami luka berat dan 1.590 luka ringan

Kab Pesisir Selatan, 8 orang mengalami luka berat

Kota Bukit Tinggi 4 orang mengalami luka berat

Kab Padang Pariaman, 25 orang mengalami luka berat dan 500 luka ringan

Kota Solok, 4 orang mengalami luka ringan.

Sedangkan data sementara kerusakan bangunan akibat gempa adalah sebagi berikut :

Kota Padang, 150 unit rusak berat, 200 unit rusak sedang dan 1.500 rusak ringan

Kab Pesisi Selatan, 10 unit rusak berat, 50 unit rusak ringan

Kota Bukit Tinggi 180 unit rusak berat dan 50 unit rusak ringan

Kab Padang Pariaman 150 unit rusak berat dan 60 unit rusak ringan

Kab Padang Panjang 250 unit rusak berat dan 50 unit rusak ringan

Sumber : BNPB

 
© Copyright by Siaga Bencana  |  Template by Blogspot tutorial