#

INFO BENCANA TERKINI

Info Gunungapi Bromo Meletus, Kab. Probolinggo-Prop. Jatim , 26-Desember-10 17:30:00 WIB, Warga lereng Bromo dari 12 Desa sekitar yang bermukim di sekitar Gunung Bromo terpapar debu vulkanik pekat, 106 rumah roboh, 2 sekolah roboh, Pertanian rusak, suplai air bersih terhambatAnda Peduli Bencana, Salurkan Bantuan dan Dana kirim ke Rek.BCA - 0813004392 Mari Peduli dan Dukung Kami - Terima kasih

Gunungapi Merapi Meletus


View Letusan Merapi in a larger map

Tahap Penanggulangan Bencana

;

01 September 2009

Asap : Status Kota Palangkaraya Berbahaya

Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (1/9), memutuskan memundurkan jam masuk pelajar sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Dari pukul 07.00 menjadi 09.00 WITA. Keputusan tersebut seiring kian tebalnya kabut asap di Palangkaraya. Selain itu, apabila ada aktivitas di luar kelas, pelajar diminta menggunakan masker.

Di pagi hari, ketebalan kabut asap di beberapa wilayah Kota Palangkaraya sangat tebal dan jarak pandang tidak lebih dari 200 meter. Kian menebalnya kabut asap membuat kondisi udara masuk dalam kategori berbahaya. Kondisi ini adalah yang terburuk semenjak Kota Palangkaraya diserang kabut asap.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalteng telah meningkatkan status kesiagaan menjadi siaga darurat kebakaran hutan. Dinas Kesehatan Kalteng pun telah menyatakan bahwa kondisi udara tidak sehat. Tercatat, jumlah penderita infeksi saluran penapasan akut atau ISPA telah mencapai lebih dari 132 ribu orang. Sumber : SCTV

Kebakaran Hutan Sebabkan Kabut Asap Menebal

Kabut asap yang terjadi di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah dan sekitarnya, Selasa (1/9) pagi ini semakin tebal.


Kabut asap telah mengganggu aktivitas warga karena jarak pandang di sejumlah jalan di Kota Palangkaraya hanya berkisar antara 100-200 meter. Warga mulai mengkhawatirkan kualitas udara yang akan semakin buruk akibat kabut asap.


Karenanya, warga mengharapkan Pemerintah Propinsi Kalteng segera melakukan tindakan-tindakan yang nyata dan cepat untuk memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan yang terjadi di Kalteng.


Kebakaran di Kalteng ini telah terjadi selama satu bulan lebih. Pada pagi ini intensitas kabut asap di Palangkaraya dan sekitarnya semakin menebal dan mengakibatkan kualitas udara yang terpantau pada papan indeks standar pencemaran udara (ISPU) telah menunjukkan pada level berbahaya.

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) akibat kabut asap yang terjadi karena kebakaran lahan gambut dan pekarangan di Kalimantan Tengah masuk dalam kategori tidak sehat.

Hal itu seperti yang terpantau dari papan ISPU di Bundaran Besar Kota Palangkaraya. Kualitas udara di Kota Palangkaraya hingga Senin (31/8) pagi ini masih menunjukan pada level tidak sehat.

Kabut asap membuat warga mengalami gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan atas (SPA) dan diare. Warga mulai mengenakan masker untuk beraktifitas di luar ruangan.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Kalteng untuk memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan, seperti membuat hujan buatan yang dilakukan oleh Tim Teknologi Modifikasi Cuaca dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang telah melakukan operasinya sejak 15 Agustus lalu dan akan berlangsung hingga 5 September mendatang. Sumber : El Shinta

Gelombang Pasang, Nelayan Terpuruk

Gelombang tinggi kembali menerjang Pantai Selatan Gunungkidul, Yogyakarta. Buntutnya hingga Senin (31/8), ratusan nelayan libur melaut. Bahkan sejumlah nelayan yang nekat melaut, terpaksa kembali mendarat tanpa membawa hasil tangkapan.

Sejak Ahad dini hari, gelombang Pantai Selatan Gunungkidul naik hingga tiga meter. Kenaikan gelombang juga diikuti embusan angin yang cukup kencang. Ini dinilai cukup membahayakan bagi aktivitas nelayan.


Ratusan nelayan perahu jukung di Pantai Baron dan Pantai Drini, Kecamatan Tanjungsari, hanya menambatkan perahu di pinggir pantai. Libur melaut ini juga dimanfaatkan nelayan untuk memperbaiki perahu dan jaring mereka. Kenaikan gelombang juga mengakibatkan stok ikan dari kawasan Pantai Selatan Gunungkidul kosong. Nelayan bakal kembali melaut apabila kondisi perairan normal.


Kondisi ini juga melanda hampir semua kawasan pesisir selatan, sehingga mengakibtakan nelayan tidak melaut, sehingga berdampak terhadap kehidupan sosisla ekonomi masyarakat nelayan untuk menyambut lebaran 1430 H.
Beberapa kapala motor di berbagai wilayh juga mengalami kecelakaan dengan membawa korban akibat angin dan gelombang pasang ini

Kekeringan : Tulungagung dan Ngawi Krisis Air Bersih,

Seiring datangnya musim kemarau ratusan warga Tulungagung, Jawa Timur mulai mengalami krisis air bersih. Untuk mendapatkan air bersih, warga setiap hari harus rela berjalan berkilo-kilometer untuk mendatangi sebuah sumur yang masih mengeluarkan sumber air.

Di sumur di Dusun Tebon, Desa Sumber Agung, Kecamatan Rejo Tangan, Tulungagung inilah seluruh warga harus mengambil air. Mereka harus antri demi mendapatkan satu atau dua ember air bersih. Sumur ini menjadi satu-satunya sumur yang masih mengeluarkan sumber airnya saat musim kemarau datang seperti saat ini. Sementara puluhan sumur milik warga yang lain telah kering.

Meski harus menempuh perjalanan sekitar 1 hingga 3 kilometer dengan medan yang naik turun bukit terpaksa dilakukan warga untuk mendapatkan air bersih di sumur ini. Tidak hanya untuk keperluan masak dan minum saja, warga juga memfungsikan air untuk keperluan mencuci dan mandi. Setiap harinya warga harus rela mengantri dua atau tiga jam untuk menunggu gilirannya mendapatkan air bersih.

Warga setiap hari harus pulang pergi ke sumur ini hingga lima kali untuk kebutuhan air bersih di rumah mereka. Menurut warga, tiap datang musim kemarau seperti saat ini, sedikitnya 175 kepala keluarga di dusun Tebon, Desa Sumber Agung menjadikan sumur ini satu-satunya tempat untuk mendapatkan air bersih. Padahal jalan menuju hingga ke sumur harus ditempuh naik turun bukit dengan membawa pikulan.


Kesulitan air bersih yang dialami oleh warga sudah terjadi bertahun-tahun setiap kemarau tiba. Namun hingga kini tidak pernah ada perhatian sedikitpun dari pemerintah setempat.

Sejumlah warga di Kecamatan Bringin, Padas, Pitu, Kecamatan Karanganyar, Ngawi, Jawa Timur, mengalami kesulitan air bersih. Bahkan, untuk bisa mendapatkan seember air, warga harus menyusuri jalan setapak yang berbatu untuk menuju sungai. Padahal air sungai itupun sangat kotor. Air sungai itu diambil untuk kebutuhan memasak dan minum.

Berdasarkan pemantauan, Minggu (30/8), kondisi ini telah terjadi hampir dua pekan ini karena musim kemarau berkepanjangan. Sebenarnya sudah ada bantuan sumur dari Pemerintah Kabupaten Ngawi, namun lokasinya juga jauh dari pemukiman warga. Warga berharap ada bantuan pipanisasi dari pemerintah setempat untuk mengalirkan air dari sumur bantuan ke permukiman warga. Sumber : SCTV

Badai Landa Padang

Angin kencang melanda Kota Padang, Minggu (30/8) sore selama sekitar dua jam. Angin ini menyebabkan baliho roboh, dahan-dahan pohon patah, serta sejumlah atap seng terbang karena tidak sanggup menahan hembusan angin yang terlampau kencang itu.

Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) mencatat kecepatan angin yang berasal dari barat laut itu mencapai 25 kilometer per jam. "Angin kencang ini terjadi di sekitar Kota Padang saja," ucap Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Tabing, Amarizal. Sebelumnya Badan Meteorologi Geofisika, dan Klimatologi (BMGK) mengingatkan agar masyarakat mewaspadai hujan deras disertai petir dan badai pada tanggal 29 sampai 31 Agustus 2009.

Belum ada laporan korban jiwa dalam bencana ini. Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Sumatera Barat, Ade Edward, mengatakan angin kencang menyebabkan sejumlah baliho roboh dan dahan-dahan pohon patah. Satu baliho tumbang di Jalan Veteran. Separoh badan jalan ditutupi baliho berukuran 3x5 meter. "Di daerah Bungus Teluk Kabung, ada dahan-dahan pohon yang patah. Namun tidak ada pohon tumbang. Korban jiwa akibat angin kencang ini juga tidak ada," papar Ade.

Dari pemantauan, sebuah baliho di Jalan Damar roboh. Pemasang baliho segera membereskan baliho yang roboh agar tidak mengganggu lalu lintas. Atap seng di sebuah rumah yang ada di Berok Nipah juga berterbangan terbawa angin. Hingga malam, hujan dengan intensitas rendah masih turun di Kota Padang. Badai dan gelombang tinggi ini juga menghantam kawasan pesisir pantai barat Kota Padang, Sumatra Barat, pada pukul 15.00 WIB.

Menurut warga setempat, angin kencang disertai hujan gerimis dari arah barat menuju timur Kota Padang. Badai ini sempat membuat warga khawatir. Selain baliho, setidaknya terdapat lima titik pohon pelindung tumbang di Kota Padang. Di antaranya adalah sebuah pohon tumbang di Jalan Hang Tuah, Jalan Gajah Mada dan Jati.


Badai cukup kuat dirasakan di kawasan pantai Padang. Apalagi, tak ada halangan pohon dan gedung bertingkat. Sejumlah gerobak pedagang berserakan hingga ke badan jalan. Para pedagang terpaksa tak berjualan. Ketinggian gelombang di kawasan pantai juga mencapai tiga meter. Kecepatan angin mencapai 15 hingga 30 kilometer per jam. Menurut Kepala Dinas

Begitu juga dengan kerusakan lainnya dari masyarakat. Ia meminta warga untuk waspada terhadap badai. Apalagi, kondisi cuaca di Kota Padang tak menentu dua hari belakangan.Satu sekolah dan rumah penduduk rusak ditimpa pohon besar yang rubuh akibat badai disertai hujan lebat yang terjadi di Kota Padang, Minggu pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. Kepala Sarkorlat

Penanggulangan Bencana Kota Padang, Dedi Hanidal, di Padang, Minggu, mengatakan angin kencang disertai hujan lebat yang melanda Kota Padang dari siang hingga sore hari satu sekolah dan sebuah rumah rusak tertimpa pohon besar yang rubuh. Menurutnya, Sekolah yang rusak yakni SMP 21 Padang di Ulu Gaduk Kota Padang, beberapa lokal di sekolah tersebut rusak serta kantor juga mengalami hal yang sama.

"Sedangkan rumah yang mengalami rusak tertimpa pohon di daerah Bungus Kecamatan Bungus Teluk Kabung (bungtekab), bagian dapur yang tertimpa pohon besar yang rubuh.
"Total semua kerugian yang dialami kedua bangunan tersebut diperkirakan sekitar puluhan juta rupiah. Di tempat terpisah, Wakil Wali Kota padang, Mahyeldi Ansyarullah, di Padang, mengatakan, Perintah Kota (Pemkot) Padang, akan memberikan bantuan pada dua bangunan yang rusak akibat badai yang sertai hujan lebat. "Khusus untuk sekolah yang rusak yakni, SMP 21 pemkot secepatnya melakukan perbaikan, agar nantinya tidak mengganggu proses belajar dan mengajar di skolah tersebut", ungkapnya. Sumber : Kompas, Metronews, Indosiar

Hujang Deras 5 Jam, Pekanbaru Banjir

Kota Pekanbaru terendam banjir seusai diguyur hujan deras selama lima jam, Selasa (1/9). Hujan deras disertai petir yang melanda Kota Pekanbaru tersebut terjadi sekitar pukul 00.30 WIB hingga pukul 05.30 WIB.

Sejumlah ruas jalan protokol dan permukiman warga di Pekanbaru tampak terendam genangan banjir dengan ketinggian air bervariasi. Seperti di Jl Sudirman, M Yamin, A Yani, Tambusai, Arifin Ahmad, dan Jl KH Ahmad Dahlan, ketinggian air yang menutupi ruas jalan mencapai lutut orang dewasa. Sebagian warga yang mengendarai sepeda motor terpaksa mengalihkan kenderaannya dan memilih jalan lain.

Di Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, genangan air akibat hujan deras tidak hanya menutupi ruas-ruas jalan melainkan juga merendam permukiman warga. Sedikitnya, 20 rumah warga di Jl Semangka, Nenas, dan Amal, Kelurahan Kampung Tengah, turut terendam banjir. Akibatnya, sebagian warga yang rumahnya terendam banjir mulai tampak mengemasi barang-barang dan perabot rumah seusai salat subuh.

"Buruknya drainase mengakibatkan luapan air langsung merembes ke permukiman warga. Ini merupakan banjir terparah dalam satu tahun terakhir," kata Zulkarnain, 54, warga RW 02/RT 05, Kelurahan Kampung Tengah, kepada wartarwan. Menurut Zulkarnain, buruknya drainase selalu menjadi penyebab terendamnya permukiman warga dan sejumlah ruas jalan protokol di Pekanbaru bila musim hujan. Sumber : Media Indonesia

Banjir Langkat Berulang

Hujan disertai angin kencang mengguyur Kabupaten Langkat, Sabtu (29/8) malam menyebabkan dua kecamatan dilanda banjir yaitu Kecamatan Stabat dan Kecamatan Secanggang.

Banjir di Stabat menyebabkan, puluhan rumah di Desa Pantai Gemi terendam air setinggi lutut orang dewasa atau sekitar 80 cm. Hingga Minggu (30/8), ketinggian air mulai turun sehingga warga yang rumahnya terendam air sudah mulai membersihkan rumah mereka dari kubangan lumpur.

Sementara di Secanggang, tepatnya di Desa Karang Gading dan Desa Perkotaan juga mengalami hal yang sama. Sekitar 50 rumah di dua desa ikut terendam air akibat luapan Sungai Kapal Keruk yang memisahkan dua desa tersebut. Sejauh ini, tak ada korban jiwa yang ditimbulkan dari banjir tersebut.


Pemerintah kabupaten Langkat sudah meninjau lokasi melalui camat masing-masing. Karena banjir kali ini tak separah tahun sebelumnya, Pemkab Langkat tidak menyediakan tenda-tenda pengungsi bagi masyarakat yang terkena musibah banjir. Pemerintah Langkat melalui Kabag Humas Pemkab Langkat, Syahrizal mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan segala antisipasi jika hujan susulan atau banjir kembali merendam rumah warga.

Untuk saat ini kita tidak buat tenda-tenda pungungsi karena daerah yang mengalami banjir merupakan daerah di dataran rendah. Tapi jika ada hujan susulan atau banjir lagi, kita sudah siapkan segala fasilitasinya,” kata Syahrizal.
Sementara warga yang rumahnya terendam banjir berharap kepada Pemkab Langkat, untuk lebih memperhatikan kondisi masyarakat di daerah aliran sungai (DAS), serta memberikan perawatan yang intensif di daerah bendungan sungai, karena setiap tahun, kawasan di DAS tersebut kerap menelan korban.

Jika Pemkab Langkat tidak serius memperhatikan nasib warga meskipun hanya banjir kecil, masyarakat Pantai Gemi akan trauma. Sebab banjir datang tiba-tiba saat warga terlelap tidur,’’ kata Khairul, warga Pantai Gemi yang selalu menjadi langganan banjir. Sumber : Sumut Pos


 
© Copyright by Siaga Bencana  |  Template by Blogspot tutorial