#

INFO BENCANA TERKINI

Info Gunungapi Bromo Meletus, Kab. Probolinggo-Prop. Jatim , 26-Desember-10 17:30:00 WIB, Warga lereng Bromo dari 12 Desa sekitar yang bermukim di sekitar Gunung Bromo terpapar debu vulkanik pekat, 106 rumah roboh, 2 sekolah roboh, Pertanian rusak, suplai air bersih terhambatAnda Peduli Bencana, Salurkan Bantuan dan Dana kirim ke Rek.BCA - 0813004392 Mari Peduli dan Dukung Kami - Terima kasih

Gunungapi Merapi Meletus


View Letusan Merapi in a larger map

Tahap Penanggulangan Bencana

;

31 Agustus 2009

Lava Bakar Hutan Pinus di Gunung Slamet

Kawasan hutan pinus di kaki Gunung Slamet tepatnya di Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, terbakar. Api yang menghanguskan kawasan hutan itu berasal dari lava pijar yang meluncur dari bibir kawah Gunung Slamet.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Senin (31/8/2009), sejak dua hari terakhir, gunung nomor dua tertinggi di Pulau Jawa itu terus menggeliat. Selain mengeluarkan lava pijar, gunung tersebut juga sesekali mengeluarkan suara dentuman kuat hingga menggetarkan rumah-rumah penduduk.

Kepala Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Tegal Bambang Puji Waluyo mengatakan, kebakaran hutan terjadi pagi hari sekira pukul 05.10 WIB. Kebakaran dipicu letusan lava pijar yang berasal dari bibir kawah Gunung Slamet.

"Letusan lava pijar itu mengarah langsung ke lereng arah Guci. Lava pijar itu kemungkinan mengenai semak-semak dan membakar pohon di sekelilingnya," kata Bambang.

Menurut Bambang, titik kebakaran diketahui berada di sekitar pos 4 jalur pendakian atau pada ketinggian 2.900 meter di atas permukaan air laut (dpl). Kawasan hutan pinus itu berada jauh dari permukiman penduduk maupun kawasan objek wisata Guci. "Kawasan hutan yang terbakar itu masih di areal milik Perhutani dan belum masuk ke kawasan hutan lindung," ujarnya.

Dia menjelaskan, kebakaran tersebut mengakibatkan puluhan pohon pinus berusia di atas 20 tahun hangus. Hingga kini, kepulan asap dari kawasan hutan yang terbakar masih terlihat jelas. "Untungnya, kebakaran tidak terlalu parah dan api bisa padam sendiri," pungkasnya. Sumber : Okezone

Hujan Buatan Padamkan Kebakaran Hutan

Hingga hari Selasa, 25 Agustus 2009, Tim Modifikasi Hujan Buatan BPPT yang melakukan operasi selama 13 hari telah berhasil menurunkan jumlah titik panas di Provinsi Kalimantan Tengah.

Namun demikian, meskipun jumlah titik panas berkurang, kabut asap masih menyelimuti kota Palangkaraya karena sisa-sisa kebakaran lahan gambut masih terjadi di beberapa titik sehingga masih menimbulkan kabut asap.


Selain menggunakan cara pemadaman dengan hujan buatan, Kodam V Tanjungpura juga menyiagakan pasukannya guna membantu upaya Pemerintah Daerah memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan yang terjadi di Propinsi Kalimantan Tengah. Enam Kodim yang berada di Kabupaten Waringin Timur, Waringin Barat, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Barito Utara dan Palangkaraya disiagakan 1 pleton yang terdiri dari 30 prajurit TNI.

Di Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kehutanan, TNI, POLRI dan SARNAS juga melakukan upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan dengan cara:

  • Meningkatkan kegiatan deteksi dini dan menyebarluaskan informasi hasil deteksi dini berupa hotspot (titik panas) ke Kabupaten agar dapat diambil tindakan yang cepat dalam upaya pengendalian, yakni berupa pemadaman dini.
  • Menghimbau kepada para pemegang HPH/HPHTI, agar meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi musim kemarau, berupa mengintensifkan pengawasan/patroli dalam wilayah kerja, penyuluhan serta mensiagakan sarana dan prasarana agar siap dapat dimobilisasi apabila terjadi kebakaran.
  • Melakukan penyuluhan dengan memberikan himbauan berupa pemasangan spanduk di Kecamatan Rasau Jaya, Ambawang dan Sei Raya serta mengintensifkan pengawasan/potroli.
  • Kasi Ops REM 121 ABW, menyiagakan personil sebanyak 1 SSK untuk membantu Operasi Lapangan dalam rangka pemadaman api.
  • Kasi Reskrim Polda Kalimantan Barat menyiagakan 1 unit Helikopter untuk melakukan pemantauan lokasi Kebakaran dan Hotspot / titik panas.
  • Kantor SARNAS Pontianak menyiagakan Tim Rescue SAR sebanyak 42 orang yang tersebar di Pos Sintete Kab. Sambas, di Pos Kab. Ketapang, serta Shelter SAR Pontianak (30 orang).


Sementara itu, Dinas Kehutanan Provinsi Riau juga menyiagakan 60 personil untuk melakukan pemadaman api. Sumber : BNPB.



Bogor, Krisis Air Berlanjut

Kekeringan akibat kemarau yang berkepanjangan terus meluas di wilayah Bogor. Warga kawasan yang dikenal sebagai Kota Hujan itu harus menggunakan air comberan untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK) akibat kurangnya air bersih. Seperti yang terpantau di Leuwiliang, Kabupaten Bogor bagian barat, kemarin. Tanpa memikirkan efek samping, dua bocah mencuci baju, perlengkapan masak, serta makan di got pinggir jalan raya.


Warga terpaksa menggunakan air di got di sisi Jalan Raya Leuwiliang walau kualitas airnya sangat buruk dan debit airnya yang sangat kecil. Air got itu hanya memiliki kedalaman sekitar 10 cm. Tumpukan sampah dan kotoran lainnya sudah terlihat bercampur dengan air.

Warga Desa Karehkel yang kekurangan sumber air pun terpaksa menggunakan air comberan itu. "Sudah lama warga terpaksa menggunakan air seadanya yang kondisinya tidak layak. Meskipun ada sumber air bersih, belum bisa memenuhi kebutuhan semua warga desa," kata Kepala Desa Kharekel, Jendi Rain.

Muntaber Penggunaan air secara sembarangan membuat wabah muntaber datang dengan ganas. Sejumlah kecamatan di Kabupaten Bogor mencatat banyak warga mereka terserang diare. Kawasan rawan muntaber di barat Kabupaten Bogor adalah Kecamatan Rumpin, Parungpanjang, Cigudeg, Sukajaya, Ciampea, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cibungbulang, Jasinga, dan Tenjo. Di bagian selatan terdapat Kecamatan Cisarua, Ciawi, Megamendung, Cigombong, Caringin, dan Cijeruk yang menjadi kawasan rawan muntaber.

Pada kurun waktu satu pekan, wabah muntaber telah merengut nyawa enam orang dari ratusan penderita. Korban tewas terakhir Susi r Rosita, 14, pelajar SMP, warga Kampung Babakanlapangan RT 02/01, Desa Rengasjajar, Cigudeg.

Adapun lima korban meninggal lainnya adalah Siti Asiah, 3, warga Kampung Coblong, RT 2/1, Desa Sukakarya, Megamendung, Tami, 14, warga Kampung Lebakwangi RT 03/02, Desa Rengasjajar, Cigudeg, Muhammad Fauzan Rahman, 1, warga Kampung Pasirmuncang, Desa Sukamanah, Megamendung, dan Susi, 23, warga Kampung Wangonjaya, Desa Pasirbuncir, Caringin.
Menurut diagnosis dokter, para korban meninggal karena kehilangan banyak cairan.

Berdasarkan pantauan kemarin, penderita muntaber yang masih dirawat di ruang rawat inap di RS Paru Dr Goenawan, Cisarua, tinggal 16 orang, Cigombong 2 orang, Cigudeg 15 orang, dan Megamendung 9 orang.
Di Kantor Telkom Cigudeg, tinggal 15 orang.

Untuk menangani kasus muntaber yang melanda di sejumlah daerah di Kabupaten Bogor, Departemen Kesehatan Republik Indonesia menurunkan tim khusus. Tim tersebut langsung dari Direktorat Surveilans Epidemilogi dan Kesehatan Matra, Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dan Direktorat Penyuluhan Lingkungan. Para petugas dari tim tersebut diterjunkan untuk membantu dan mencari tahu penyebab penyebaran wabah tersebut.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menduga penyebab merebaknya muntaber di wilayahnya yakni buruknya sanitasi dan kualitas air.
"Kami belum menerima hasil penelitian dari laboratorium kesehatan daerah terkait penyebaran bakteri E-coli di beberapa wilayah. Tapi penyebaran bakteri E-coli ini merupakan penyebab utama muntaber di Kabupaten Bogor," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tri Wahyu Harini. Sumber : Media Indonesia.

24 Agustus 2009

Banjir Bandang Agam

Banjir bandang yang terjadi pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009, pukul 17.00 - 22.00 WIB di Desa Pasaraba, Kec. Tanjung Raya, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat telah mengakibatkan 3 unit rumah penduduk hancur, 3 unit rusak berat dan 19 unit lainnya terendam lumpur.

Bencana tersebut terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak pagi hari sampai pukul 16.00 WIB , sehingga menyebabkan air dari atas bukit turun dengan deras ke area pemukiman warga.

Tidak dilaporkan adanya korban meninggal, namun sebanyak 114 jiwa diungsikan ke tempat yang lebih aman. Selain melakukan evakuasi korban, pendataan, inventarisir kerusakan dan kerugian, Satlak PB Kabupaten Agam bersama dengan dinas terkait dan masyarakat setempat melakukan pembersihan lumpur dan kayu-kayu pasca banjir bandang.

Pada hari yang sama, 22 Agustus 2009, hujan dengan intensitas tinggi juga mengakibatkan banjir di Kota Padang, yaitu di Kel Batang Arau, Kec Padang Selatan. Selain menyebabkan banjir, hujan deras tersebut juga membuat bukit Teleng retak sepanjang 30 meter sehingga memaksa 39 KK/157 jiwa dievakuasi ke tempat yang lebih aman untuk mencegah jatuhnya korban akibat ancaman longsor.

BPBD Kota Padang telah mendistribusikan bantuan 5 kardus MP ASI, 1 unit tenda pleton, 1 buah terpal, 1 unit genset dan permakanan serta terus melakukan koordinasi dengan Satkorlak PB Provinsi, Dinas terkait, RAPI dan Tagana Sumbar. Sumber : BNPB

20 Agustus 2009

Banjir Sibolga Merendam Ratusan Rumah

Hujan deras yang mengguyur kota Sibolga, Sumatera Utara sejak Rabu (19/8/09) kemarin, mengakibatkan ratusan rumah terendam banjir lumpur. Banjir lumpur terjadi akibat longsoran dari galian C yang ada di bukit sekitar rumah warga.

Ratusan rumah warga disekitar Perbukitan Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Sumatera Utara terendam banjir lumpur yang terjadi sejak Selasa malam, hingga hari ini banjir masih belum reda. Banjir lumpur ini berasal dari galian C yang ada di Perbukitan Parombunan yang sudah lama dikeluhkan warga.

Namun Pemko Sibolga tak pernah mengajukan keluhan warga tersebut. Selain merendam ratusan rumah banjir lumpur ini juga mengakibatkan perlengkapan rumah warga rusak diterjang air yang tercampur lumpur ini.

Sebagian warga memilih meninggalkan rumah karena khawatir banjir lumpur lebih besar datang, karena hujan masih cukup tinggi. Tidak hanya menyebabkan ratusan rumah terendam banjir lumpur. Banjir lumpur juga menutupi sejumlah badan jalan di kota Sibolga.

Ketinggian lumpur mencapai lutut orang dewasa. Selain merendam rumah warga di Kelurahan Aek Parombunan, banjir lumpur juga menutupi rumah warga di Kelurahan Aek Habil yang berada dipinggiran pantai.

Meski banjir lumpur sudah berulangkali terjadi, namun banjir lumpur yang berasal dari galian C milik PT. Caung kali ini paling parah dirasakan warga. Warga hanya bisa berharap Pemkot Sibolga segera menghentikan aktivitas PT. Caung yang sudah dirasa sudah sangat membahayakan warga. Sumber : Indosiar

17 Agustus 2009

Gempa Mentawai 6,9 SR

Ketika masyarakat sibuk mempersiapkan acara memperingati HUT Proklamasi RI ke - 64, tiba-tiba gempa bumi dengan kekuatan magnitude 6,9 SR mengguncang Sumatera Barat dan sekitarnya pada pukul 14.38 WIB. Masyarakat berlarian karena panik, mencari selamat dengan berlari menuju ke bukit-bukit sekitarnya yang terjangkau. Guncangan yang menyebabkan barang-barang bergoyang termasuk tiang listrik itu membuat warga berhamburan keluar rumah.


Deksripsi Gempa (Sumber : BMKG) :
  • Kekuatan 6.9 SR
  • Kedalaman 32 Km
  • Lokasi 1.64 LS 99.12 BT
  • Keterangan : Pusat gempa berada di Darat 43 km Tenggara Siberut Mentawai
  • Dirasakan (MMI) : IV Sibolga, IV Padang, III Padang Panjang, III Painan.

Puluhan gempa susulan masih mengguncang Pulau Siberut, Mentawai, Sumatera Barat petang ini. Gempa susulan berlangsung dalam durasi satu hingga lima menit. Kepala Seksi Informasi Gempa BMKG, Suharjono menyatakan pusat gempa berada di Tenggara Mentawai, yaitu pada titik koordinat 1,6 Lintang Selatan dan 99,1 Bujur Timur. "Pusat gempa berada pada kedalaman 32 kilometer di bawah permukaan laut," ungkapnya kepada okezone di Jakarta.

Kendati skala gempa cukup besar, namun Suharjono memastikan dampak gempa tidak berpotensi memicu gelombang tsunami.

Meski guncangannya tidak sekuat gempa pertama, namun gempa ini membuat warga setempat was-was. Kalvin (60), warga Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan mengatakan setelah gempa yang besar masih ada gempa susulan dengan skala kecil.

"Kami masih bertahan dihalaman rumah, jika gempa kembali datang yang besar kami akan mengungsi, saat ini kami masih menyiapkan barang untuk mengungsi," katanya. Kalvin juga mengatakan hingga kini gempa masih mengguncang. Jumlahnya mencapai puluhan kali. Hal yang sama juga dirasakan warga Siberut Utara, Bambang Sagurung (24). Dia mengaku merasakan gempa susulan dalam rentang waktu berdekatan. Alhasil situasi ini membuat warga panik. "Gempa terus terjadi ditempat kami namun tidak sebesar gempa sebelumnya," katanya.

Gempa yang mengguncang Mentawai berimbas pada pasien RSUP dr M Djamil Padang di Jalan Perintis Kemerdekaan. Mereka terpaksa diungsikan ke teras-teras rumah sakit untuk mengatisipasi kemungkinan ada gempa susulan. Pasien yang diungsikan langsung dengan bangsalnya, terutama pasien yang berada di ruang bedah ada yang dari lantai tiga dan ada juga dari lantai dua. Sementara pasien yang tidak bisa berjalan langsung diseret dengan kursi roda dengan infus yang masih terpakai. Pen (25), tukang parkir RSUP dr M Djamil mengatakan saat terjadi gempa, para pasien, keluarga, dan perawat di ruang IGD langsung berhamburan keluar dari rumah sakit. "Sementara pasien yang masih dirawat terpaksa pihak keluarganya yang menyeret pasien keluar untuk mengantisipasi kalau gedung roboh," katanya di Padang, Sumatera Utara.

Korban Gempa
Data dari Satkorlak PB Sumatra Barat sekira 20 rumah rusak berat yang berada di Desa Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Sedangkan, korban luka-luka bertambah menjadi 10 orang, namun pasien tersebut sebagian sudah diperbolehkan pulang. Sementara sebagian korban lainnya dirawat di dua rumah sakit di Kota Padang, yaitu RSUP DR M Djami Padang dan RS Yos Sudarso.

Di RSUP DR Djamil Padang tim Tagana dan Sakorlak PB sumbar mendirikan tenda sebanyak lima unit untuk tempat perawatan pasien di luar. Tenda tersebut untuk mengatisipasi gempa susulan yang kerap terjadi hingga Minggu malam.

Selain tenda, tim Sakorlak juga menyediakan satu unit mobil untuk tempat operasi pasien. Mobil ini dapat digunakan untuk operasi darurat jika gempa terus melanda Mentawai. Sedangkan di RS Yos Sudarso didirikan tenda darurat sebanyak dua unit.

Sampai saat ini masih tercatat gempa susulan sebanyak lima kali dengan magnitude 5 SR sejak subuh hingga pagi ini (17/8). Gempa kali ini merupakan rangkaian pelepasan energi saat gempa tahun 2007, dan potensi terjadi gempa besar.

Status Gunungapi Talang Meningkat Siaga
Gempa juga telah mengakibatkan peningkatan status Gunungapi talang dari Waspada menjadi Siaga. Sehubungan dengan terjadinya peningkatan status tersebut, maka kami rekomendasikan :
  1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati dalam radius 3 (tiga) kilometer dari kawah aktif G. Talang mengingat kawah sebagai pusat letusan dan gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan
  2. Masyarakat hendaknya mewaspadai aliran lahar dari material letusan G. Talang tahun 2005 di Sungai Batang Ampuan, Sungai Anau Kadok yang berlokasi di kecamatan G. Talang serta sungai – sungai yang berhulu di puncak G. Talang
  3. Diharapkan masyarakat yang bermukim di sekitar G. Talang untuk tetap tenang, selalu menjaga komunikasi untuk koordinasi serta mengikuti dan mentaati semua ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat dan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) setempat serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan atau melalui Pos Pengamatan G.Talang di Desa Batu Bajanjang, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok.
Himbauan kepada masyarakat harap siaga, jangan panik ikuti petunjuk yang tersedia atau petugas pemerintah setempat.

Sumber : BMKG, Okezone, Detik.com, dan PVMBG
 
© Copyright by Siaga Bencana  |  Template by Blogspot tutorial