#

INFO BENCANA TERKINI

Info Gunungapi Bromo Meletus, Kab. Probolinggo-Prop. Jatim , 26-Desember-10 17:30:00 WIB, Warga lereng Bromo dari 12 Desa sekitar yang bermukim di sekitar Gunung Bromo terpapar debu vulkanik pekat, 106 rumah roboh, 2 sekolah roboh, Pertanian rusak, suplai air bersih terhambatAnda Peduli Bencana, Salurkan Bantuan dan Dana kirim ke Rek.BCA - 0813004392 Mari Peduli dan Dukung Kami - Terima kasih

Gunungapi Merapi Meletus


View Letusan Merapi in a larger map

Tahap Penanggulangan Bencana

;

30 September 2009

Perkembangan Gempa Jambi 7,0 SR

Guncangan Gempa Jambi 7,0 SR mengakibatkan sedikitnya 200 rumah warga di Desa Lempur dan Desa Lolo Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, rusak akibat gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter yang berlangsung Kamis pukul 08.52 tadi. Gempa berpusat pada 46 kilometer Tenggara Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Sofa, warga setempat, gempa membuat warga panik. Saat mengetahui gempa terjadi, warga langsung berhamburan keluar dari rumah . "Banyak rumah dindingnya retak dan hancur, juga atapnya. Mereka sekarang tidak berani masuk ke dalam rumah, dan memilih membuat tenda," ujarnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi Jambi RL Tobing mengatakan, gempa yang terjadi pagi tadi berdampak menimbulkan kerusakan. Menurut Tobing, kedalaman gempa 10 kilometer pada pada 2.44 LS dan 101.59 BT atau 46 kilometer Tenggara Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, tersebut, cukup dangkal. Sumber : Kompas.com

Gempa Jambi 7,0 SR

Gempa bumi berkekuatan 7 skala Richter (SR) kembali mengguncang Sumatera, Kamis pagi ini. Kali ini gempa dirasakan di Jambi dan Bengkulu.

Seperti diberitakan Reuters, Kamis (1/10/2009), gempa yang terjadi pada pukul 09.31 WIB itu bertitik pusat di 54 kilometer Muko-muko, Bengkulu dengan kedalaman 10 kilometer.

Ini merupakan gempa kedua terbesar yang terjadi di Sumatera dalam 24 jam terakhir. Rabu sore kemarin gempa berkekuatan 7.6 SR mengguncang wilayah Sumatera Barat.

Menurut data Badan Survei Geologi Amerika Serikat, gempa di Padang kemarin sore berkekuatan 7.9 SR. Sedangkan gempa yang baru terjadi di Bengkulu dan Jambi tadi berkekuatan 6,8 SR. Sumber : BMKG, Okezone

Perkembangan Gempa Sumbar 7,6 SR

Menurut laporan dari Satkorlak PB Prov. Sumatera Barat, jumlah korban meninggal akibat gempa diperkirakan ± 100 - 200 jiwa dan sekitar 100 orang masih terjebak di reruntuhan gedung. Di Kota Solok 2 orang ditemukan meninggal dunia karena tertimpa pohon kelapa saat ingin menyelamatkan diri. Menurut staf Banjamsos, Dinas Sosial Provinsi jumlah korban sampai pukul 01.30 WIB (1 Oktober 2009) sebanyak 41 orang meninggal dan telah di evakuasi ke Rumah Sakit M. Jamil.

Gempa juga mengakibatkan kebakaran di 10 titik di Kota Padang akibat gempa dan kebakaran terparah terjadi di pusat perbelanjaan Pasar Raya, jalan Padang menuju Bukit Tinggi tertutup longsor di 3 titik di daerah Singgalang dan jaringan listrik di beberapa kab/kota padam dan jaringan komunikasi mengalami gangguan.

Wakil Presiden melakukan rapat koordiasi di rumah dinas bersama dengan menteri terkait dan hasil dari rapat tersebut wakil presiden menunjuk 6 menteri yang di komandoi oleh Kepala BNPB untuk penanganan gempa. Pemerntah menetapkan masa tanggap darurat selama 2 bulan. Pemerintah memberikan dana awal untuk tanggap darurat sebesar Rp. 100 Milyar.

TNI AL mengirim KRI Dr. Soeharso dan akan merapat siang nanti di Kota Padang untuk membuat Rumah Sakit apung. TNI AU juga menyiapkan 2 unit Hercules dan 2 unit pesawat fokker untuk penanganan bencana.


Gempa 8 SR di Samoa, Memicu Tsunami

Tsunami besar terjadi disebabkan oleh gempa bumi yang kuat terjadi di Samoa Selatan Pasifik, menyapu desa-desa dan mobil-mobil ke laut, menewaskan sedikitnya 99 orang dan puluhan orang dinyatakan hilang. Jumlah orang tewas diperkirakan meningkat.

Korban selamat dikarenakan melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi sampai dinyatakan aman oleh pemerintah setempat. Gempa berpusat sekitar 120 kilometer sebelah selatan pulau Samoa, yang memiliki sekitar 180.000 orang penduduk, dengan kekuatan gempa mencapai 8.0 SR, dengan kedalaman 18 km di tengah laut. Ketinggian Tsunami mencapai 4 sampai 6 meter di pantai Samoa Amerika, masuk ke daratan hingga 1,5 km.

Kurang dari 24 jam kemudian, gempa bumi bawah laut lainnya mengguncang wilayah barat Indonesia, Kali ini gempa mengguncang kota Padang Sumatera Barat. Warga sempat panik karena takut terjadi tsunami. Rumah-rumah dilaporkan roboh dan orang-orang terjebak di dalam reruntuhan. Setidaknya 13 orang dilaporkan tewas.

Di Samoa Amerika ibukota Pago Pago, jalan-jalan dan ladang-ladang penuh dengan lautan puing-puing, lumpur, mobil terbalik dan beberapa perahu masuk ke daratan. Upaya pembersihan besar-besaran berlanjut hingga malam. Beberapa bangunan di kota yang jaraknya beberapa meter dari laut diratakan.

Perdana Menteri Samoa Tuilaepa Sailele Malielegaoi tampak terguncang ketika ia terbang dari Auckland, Selandia Baru, ke Apia.

'Begitu banyak yang telah hilang. Begitu banyak orang yang hilang,' katanya kepada wartawan di pesawat. 'Aku sangat terkejut, begitu sedih akan bencana ini.'

Kata Malielegaoi desanya sendiri Lepa telah hancur.

'Untungnya, peringatan tsunami terdengar di radio dan orang-orang diberi waktu untuk naik ke tempat yang lebih tinggi,' katanya. 'Tapi tidak semua orang melarikan diri.' Sumber : BMKG

Wapres Tetapkan 2 Bulan Tanggap Darurat Gempa Pariaman

Pemerintah menetapkan status tanggap darurat pascagempa berkekuatan 7,6 skala Richter di Pariaman, Sumatera Barat, selama dua bulan.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam keterangan pers usai rapat kabinet terbatas di kediaman dinasnya di Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat.

"Saat ini di sana hujan deras, listrik padam. Kondisinya berat," ujar Wapres.

Karena itu, pemerintah bertanggung jawab atas semua bantuan makan dan obat-obatan yang dikirim bagi para korban di lokasi pengungsian.
Kita juga akan kirim dokter dari Medan dan Palembang," imbuhnya.

Jalur Darat Padang, Medan dan Bengkulu Putus Total

Gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter di Pariaman, Sumatera Barat, tak hanya meruntuhkan sejumlah rumah dan bangunan. Sejumlah akses jalan pun terputus akibat longsor.

Walikota Padang Fauzi Bahar dalam perbincangannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla malam ini, melaporkan bahwa jalur Bukittinggi, Medan, hingga Bengkulu, terputus.

"Jalur darat rusak parah," kata Wapes dalam keterangan pers usai rapat kabinet terbatas penanggulangan bencana gempa Sumbar di kediaman dinasnya di Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Rabu (30/9/2009).


Wapres menjelaskan, kerusakan terparah terjadi di Pariaman. Karena itu, pemerintah siap mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan. Kapal laut dan pesawat Hercules juga siap dikirim untuk mengangkut alat berat.
Sumber : Okezone.com

Korban Gempa Sumbar 75 Jiwa

Korban tewas akibat gempa di Pariaman, Sumatera Barat, terus bertambah. Laporan terakhir, jumlah korban tewas mencapai 75 orang.

Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam keterangan pers usai rapat kabinet terbatas di kediaman dinasnya di Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat.

"Angka 75 laporan sementara walikota," ujar Wapres.
Rapat yang digelar sejak pukul 20.20 WIB itu dihadiri Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Panglima TNI Djoko Santoso, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie. Sumber : Metro TV

Perkembangan Gempa Pariaman 7,6 SR

Sedikitnya 21 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,6 skala Richter yang menguncang sejumlah kawasan di Sumatra, tadi sore, Rabu (30/9). Guncangan akibat gempa dapat dirasakan di Medan, Padang, Jambi, Bengkulu, Aceh bahkan hingga Singapura.

Episentrum atau pusat gempa terletak di koordinat 0,84 lintang selatan, 99,65 bujur timur, 57 kilometer baratdaya Pariaman, Sumatra Barat. Gempa terjadi pada pukul 17.16 WIB. Getaran akibat gempa dapat dirasakan hingga Sumatra Utara bahkan hingga Pekanbaru, Riau.

Badan Meteorologi dan Geofisika meminta warga mewaspadai gempa susulan. Hingga malam ini, setidaknya telah terjadi sekali gempa susulan pada pukul 17.38 WIB dengan kekuatan 6,2 SR.

Kerusakan terparah dilaporkan terjadi di Kota Padang dan Pariaman yang terletak paling dekat dengan pusat gempa. Menurut data dari Departemen Kesehatan, setidaknya 14 orang tewas akibat bencana ini. Bahkan, data terakhir menyebutkan korban tewas sudah mencapai 21 orang.

Di Kota Padang, puluhan rumah dilaporkan ambruk. Beberapa di antaranya juga terbakar, termasuk Pasar Raya, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Padang. Aliran listrik untuk sementara diputus. Jaringan telekomunikasi juga mengalami gangguan.

Sebuah jembatan dilaporkan roboh. Gempa juga mengakibatkan kampus Universitas Andalas rusak parah. Bandar Udara Internasional Minangkabau, ditutup hingga waktu yang belum ditentukan karena mengalami kerusakan. Sejumlah penerbangan pun terpaksa dialihkan, sehingga ratusan calon penumpang telantar. Mereka masih menunggu tanpa ada kejelasan kapan akan diberangkatkan. Sumber : Metro TV

Perkembangan Gempa Pariaman 7,6 SR

Guncangan gemapa telah merobohkan sejumlah bangunan rumah warga di wilayah Pariaman, Sumbar. Diketahui potongan kaki seseorang tampak menyembul di sisi-sisi reruntuhan bangunan. Sejauh ini belum diperoleh kepastian jumlah korban akibat gempa ini.

Potongan kaki itu milik seseorang yang tertimpa reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa di Pariaman. Namun belum diketahui apakah korban tersebut tewas ataupun masih hidup. Besar kemungkinan masih banyak orang yang tertimpa bangunan tersebut.

Adi, seorang warga Pariaman, menuturkan, guncangan gempa sangat kuat dirasakan warga. Saat terjadi gempa, dirinya sedang berada di dalam rumah. Sementara, warga lainnya sudah berhamburan keluar rumah.

Beruntung, dirinya pun segera keluar rumah. Saat sudah di luar, rumah yang ditempatinya langsung ambruk. Adi mengaku sempat menyelamatkan saudaranya yang terjebak dalam reruntuhan. Untungnya, sejauh ini, seluruh anggota keluarganya selamat.

Tak hanya rumah milik Adi. Rumah-rumah warga lainnya pun banyak yang rusak dan roboh. Bahkan, beberapa di antaranya rata dengan tanah. Namun, menurut Adi, sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa. Hanya, saat ini, masih banyak warga yang mengungsi karena rumah mereka sudah hancur. Sementara ini warga masih bersiaga mengantisipasi gempa susulan.
Di Padang, Sumbar, sejumlah rumah dilaporkan roboh. Sementara, di Medan, beberapa kaca bangunan retak dan pecah. Sedangkan di wilayah Mentawai, Sumbar, sejumlah rumah terbakar.

Maryati, salah satu warga di Padang menuturkan, saat terjadi gempa ia sedang berada di dalam rumah. Ia langsung keluar saat melihat lampu-lampu di rumahnya bergoyang-goyang cukup kuat. Dibandingkan gempa tahun 2007, gempa kali ini terasa cukup kuat. Bahkan, benda-benda di dalam rumah hingga berjatuhan. Gempa terasa kurang lebih lima menit.

Sementara, kepanikan warga akibat gempa mengakibatkan kemacetan terjadi di beberapa ruas jalan di Kota Padang. Di Jalan Gajah Mada, misalnya. Lalu lintas di jalan ini praktis berhenti. Para pengendara menghentikan kendaraan mereka. Selain karena takut gempa, laju kendaraan juga terhambat karena banyaknya warga yang berhamburan ke jalan. Di jalan ini, beberapa toko elektronik roboh, dan satu rumah terbakar. Bangunan Sekolah Tinggi Kesehatan Sikeda di Jalan Bumi Anwar juga terlihat roboh. Sumber : Metro TV

Gempa Pariaman 7,6 SR













GEMPA DIRASAKAN


Tanggal30/09/2009-17:16:09 WIB
Kekuatan7.6 SR
Kedalaman71 Km
Lokasi0.84 LS 99.65 BT
Keterangan :
Pusat gempa berada diLaut 57 Km Barat Daya Pariaman-Sumbar
Dirasakan (MMI) :
II Jakarta, II-III Pekan Baru, III-IV Bukit Tinggi, III-IV Bengkulu, III-IV Tapanuli Selatan, III-IV Muko-Muko, IV Sibolga, IV Gunung Sitoli, VI-VII Padang,

Sumber : BMKG

Gempa tersebut dikabarkan menimbulkan dampak korban, kerusakan dan kerugian di Pariaman, Solok dan Padang. Berapa korban dan kerusakan masih belum didapatkan data pasti dari lokasi bencana.

Peringatan dini Siaga Tsunami sempat dikeluarkan oleh USGS, NOAA dan Jepang namun 1 jam kemudian telah di cabut.

Perkembangan Gempa Pariaman 7,6 SR
Hingga kini masih belum diketahui jumlah korban akibat gempa tersebut. Yang pasti, jaringan komunikasi terputus untuk sementara. Gempa terasa hingga berbagai kawasan di Sumatra Barat dan Pekanbaru, Riau.

Guncangan gempa juga dirasakan hingga Padang Sidempuan, Sumatra Utara. Hal ini dibenarkan Hasibuan, warga Padang Sidempuan. Menurut dia, saat gempa, atap-atap rumah terlihat goyang. Warga panik dan keluar ke rumah. Kini, sebagian warga sudah ada yang sudah masuk ke rumah. Sebagian lainnya terlihat masih di jalanan karena khawatir terjadi gempa susulan. Menurut Hasibuan, sejauh ini lokasi di sekitar rumahnya di Padang Sidempuan, belum terlihat adanya kerusakan parah.

Sementara berdasarkan laporan Kantor Berita Antara, warga Kota Jambi dan sekitarnya juga dikejutkan oleh goncangan gempa. Guncangan yang menggetarkan lampu-lampu gantung tersebut membuat sejumlah warga berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Kepala Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika Provinsi Jambi Remus L. Tobing membenarkan telah terjadi gempa dengan guncangan yang cukup kuat. Namun gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Belum diperoleh informasi adanya kerusakan atau korban akibat goncangan gempa yang juga dirasakan di sejumlah kabupaten di Jambi, Bengkulu dan Aceh.

29 September 2009

Aktivitas Gunung Dieng Meningkat

Dengan meningkatnya aktivitas Gunungapi Dieng, Tim PVMBG Bandung, hingga saat ini terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Dieng. Petugas juga mengambil sampel air di Kawah Sileri untuk diteliti.

Tim pemantau menilai, erupsi freatik yang terjadi di Kawah Sileri Gunung Dieng, tidak berbahaya bagi masyarakat di sekitar pusat erupsi. Namun pemantauan akan dilakukan secara intensif guna mengevaluasi kegiatan vulkanik Gunung Dieng.

Sementara itu berdasarkan pemantauan kegempaan dan visual di Pos Pengamatan Dieng, aktivitas Gunung Dieng sejauh ini masih normal. Meski demikian, masyarakat dihimbau tidak mendekat ke lokasi kawah, untuk mengantisipasi ancaman gas berbahaya.

Kawah Sileri yang terletak di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, meletus Ahad dini hari kemarin. Letusan tersebut disertai semburan lumpur, setinggi lebih dari 100 meter dan mencapai radius 200 hingga lebih dari 400 meter.

Akibat semburan lumpur kawah ini sejumlah bangunan gardu pandang yang berada di sekitar kawah hancur. Sejumlah pohon juga hangus. Sumber : antara

20 September 2009

Kapal Logistik Banjir Madina Terbalik

Kapal pengangkut logistik untuk kebutuhan para pengungsi korban banjir bandang, terbalik di Desa Lubuk Kapundung I, Kecamatan Muara Batang Gadis, Mandailing Natal (Madina), Sumut.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi Kamis, sekitar pukul 15.30 WIB itu. Hanya saja, semua logistik berupa beras, mie instan dan kebutuhan pengungsi lainnya, tidak bisa diselamatkan," kata Komandan Koramil (Danramil) 17/Natal, Lettu Kusni, di Posko TNI, di Singkuang, Kamis.

Kapal yang ditumpangi enam anggota tim SAR dan personel TNI itu berangkat mengangkut kebutuhan logistik pengungsi dari Singkuang berangkat pada Rabu.

Namun naas di tengah perjalanan, kapal sempat mengalami mati mesin.

"Kapal kemudian terbalik karena dihantam kayu-kayu besar yang hanyut," kata Danramil.

Sementara itu, Pangdam I/Bukit Barisang Mayjen TNI Burhanuddin Amin batal mengunjungi para pengungsi, Kamis sore.

Pangdam yang direncanakan datang dengan menggunakan helikopter batal berangkat karena faktor cuaca yang tidak bersahabat.

Rumah Rusak

Dari data terbaru dari posko TNI di Singkuang terungkap, jumlah rumah yang rusak di Desa Hunian Baru tercatat 25, rusak berat 46 rumah, kambing yang hilang 500 ekor, dan ayam 1000 ekor. Desa Hunian Baru memiliki penduduk 287 kepala keluarga atau 887 jiwa.

Sedangkan di Desa Rantau Panjang, banjir bandang menyebabkan enam rumah hilang, 80 rumah rusak berat, dan 200 tertimbun pasir. Sebanyak 250 kambing dan 500 ayam ikut hilang. Ada empat mushalla tertimbun pasir, dua unit SD , dan satu masjid rusak. Di desa ini bermukim sebanyak 363 kepala keluarga atau 1.526 jiwa.

Sementara di Desa Lubuk Kapundung I, tercatat 155 rumah rusak berat, 50 unit rumah hilang, 1 gedung SD rusak berat, satu masjid hancur, dan satu masjid lagi hilang. Banjir bandang juga menghancurkan satu perahu mesin milik desa dan merusak dua jembatan. Desa Lubuk Kapundung I didiami 205 kepala keluarga atau 986 jiwa.

Di Desa Lubuk Kapundung II tercatat tiga rumah hilang, dan 100 rumah rusak berat. Warga Desa Lubuk Kapundung II berjumlah 100 kepala keluarga atau 864 jiwa. Mereka kini mengungsi ke perusahaan karet. Sumber : Erabaru.net

Tim SAR Ujung Tombak Banjir Madina

Kantor SAR (pencari dan pertolongan) Medan, Selasa (15/9) siang mengirim dua tim untuk membantu korban banjir di Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara yang dilaporkan menewaskan 25 warga.

Kepala Kantor SAR Medan, Dianta Bangun, mengatakan, informasi bencana alam itu dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Pemkab Madina, Salamudiin Daulay dan pihaknya memberangkatkan dua tim penolong yang masing-masing tim berjumlah delapan orang.

"Mereka diberangkat hari ini juga dengan perlengkapan seperti perahu karet dan alat bantuan lainnya," kata Dianta Bangun.

Sementara Humas Pemkab Madina, Ansor yang dihubungi mengatakan, sudah 25 orang warga yang meninggal dunia akibat banjir yang terjadi Selasa dinihari sekitar pukul 02:00 WIB itu, dan belasan korban hanyut lainnya masih belum ditemukan.

"Sekarang kami dalam perjalanan menuju lokasi bersama Bupati (Madina, Amru Daulay)," kata Ansor.

Banjir yang dilaporkan mencapai ketinggian dua meter itu melanda enam desa di Kecamatan Muara Batang Gadis, masing-masing Desa Rantau Panjang, Lubuk Kapondong I, Lubuk Kapondong II, Saleh Baru, Tagilang dan Desa Manuncang.

Keenam desa yang dilanda banjir berada di daerah aliran Sungai Sulang Aling yang merupakan anak Sungai Batang Gadis, sungai terbesar di Kabupaten Madina.

Belum dilaporkan kerugian dan kerusakan baik rumah, lahan pertanian dan perkebunan akibat banjir tersebut. Sumber : erabaru.net

15 September 2009

Banjir Bandang Mandailing Natal Telan 15 Korban

Banjir bandang yang melanda enam desa di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara sekitar pukul 02.00 dini hari menewaskan 15 orang. Sebanyak 25 orang lainnya dikabarkan masih hilang. Banjir bandang terjadi akibat meluapnya Sungai Sulangaling, anak Sungai Muara Batang Gadis.

Enam desa yang terendam banjir adalah Rantau Panjang, Lubuk Kapondong I, Lubuk Kapondong II, Saleh Baru, Tabilang, dan Manuncang. Keenam desa ini dihuni sekitar 2.200 keluarga. Lokasi keenam desa yang berada di daerah pedalaman Mandailing Natal sehingga menyulitkan akses bantuan. Bahkan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal baru mendapat laporan terjadinya bencana tersebut pada pukul 09.00. Hal ini karena tak ada akses komunikasi di lokasi bencana.

"Sulitnya akses komunikasi ini membuat kami juga masih belum mengetahui secara pasti berapa kerusakan bangunan, ladang atau persawahan milik warga akibat banjir bandang ini," ujar Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Sumut Eddy Syofian di Medan.

Dia menuturkan, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Sulangaling. Permukaan air hingga pukul 09.00 dilaporkan mencapai 2 meter dari biasanya. "Berdasarkan laporan Satlak Kabupaten Mandailing Natal, 15 orang dipastikan meninggal, sementara 25 lainnya masih dinyatakan hilang dan belum diketahui nasibnya, ujar Eddy di Medan.

Lokasi keenam desa ini cukup jauh dari Panyabungan, Ibu Kota Kabupaten Mandailing Natal. Dibutuhkan waktu tempuh hingga sembilan jam mencapai lokasi bencana. Menurut Eddy, transportasi darat dari Panyabungan hanya bisa sampai ke Natal yang memakan waktu sekitar tujuh jam.

Dari arah Natal perjalanan diteruskan menggunakan perahu dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Kalau menggunakan jalan darat dari Medan ke lokasi bencana bisa memakan waktu sekitar 20 jam. "Kami sedang memikirkan mengirim bantuan menggunakan transportasi udara," ujar Eddy.

Pemkab Mandailing Natal lanjut Eddy telah diberi kewenangan memberikan tindakan darurat menolong korban banjir. "Gubernur Sumut telah mempersilakan Bupati Mandailing Natal untuk mengambil beras di gudang Bulog Panyabungan sebanyak 50 ton," katanya.

Pemprov Sumut kata Eddy juga mengirimkan tim dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum untuk membantu korban banjir. Tim SAR dari Satkorlak Provinsi Sumut juga sudah menuju lokasi bencana.

"Gudang Dinas Sosial di Tanjung Morawa akan segera mengirimkan bantuan lauk pauk, selimut dan barang-barang kebutuhan korban bencana lainnya. Sementara untuk tenda-tenda bagi korban masih bisa disediakan dari Pemkab Mandailing Natal," ujar Eddy. Sumber : Kompas

10 September 2009

Perkembangan Gempa Tasikmalaya 7,3 SR

Sampai dengan tanggal 10 September 2009, pukul 12.00 WIB, perkembangan data korban meninggal akibat gempa di Provinsi Jawa Barat sebanyak 80 orang, 1.142 orang mengalami luka, 47 orang masih dinyatakan hilang dan 31.580 KK (186.637 jiwa) mengungsi. Korban meninggal terbanyak terdapat di Kab. Cianjur (28 orang) dan Kab Bandung (22 orang), sedangkan untuk jumlah pengungsi terbanyak terdapat di Kab. Bandung (76.665 orang) kemudian Kab. Ciamis sebanyak 26.266 orang.

Data kerusakan rumah penduduk sampai saat ini terus bertambah, sebanyak 67.760 unit rusak berat dan 150.839 unit rusak ringan. Penambahan data kerusakan juga terjadi pada data Sekolah sebanyak 1.193 unit rusak berat dan 1.664 unit mengalami rusak ringan.

Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah, dampak dari gempa hanya melanda Kabupaten Cilacap. Tidak dilaporkan adanya korban meninggal namun sebanyak 1.348 orang mengungsi karena rumah mereka mengalami kerusakan. Jumlah rumah penduduk yang rusak akibat gempa berjumlah 3.565 dengan rincian 1.220 unit rusak berat dan 2.345 unit rusak ringan.

Masing-masing Satlak PB/BPBD setempat masih melakukan pendistribusian bantuan tanggap darurat berupa pangan dan non pangan, melakukan pelayanan kesehatan dan melakukan pendataan korban dan kerusakan.

Sedangkan di Kabupaten Cianjur, evakuasi korban tertimbun di desa Cikangkareng masih terus berlanjut, baik menggunakan alat berat maupun dengan cara tradisional. Sumber : BNPB

09 September 2009

Siaga Asap Palangkaraya

Gangguan asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), makin memprihatinkan. Kondisi udara yang tercemari asap sudah masuk dalam kategori bahaya. Sebelumnya, udara di Palangkaraya termasuk kategori sangat tidak sehat.

Jarak pandang maksimal hanya 50 meter. Pemerintah Provinsi Kalteng pun memutuskan untuk meliburkan anak-anak sekolah. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kalteng Hardy Rampay menyatakan, libur darurat itu dimulai 8 September hingga 29 September mendatang.

''Itu instruksi Bapak Gubernur setelah berkoordinasi dengan Pemkot Palangkaraya,'' katanya kepada wartawan kemarin (8/9).

Pertimbangannya, jika belajar mengajar dipaksakan terus berjalan, para siswa dikhawatirkan terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) atau asma. Sebab, udara yang dihirup sudah tidak sehat lagi, bahkan berbahaya.

"Anak-anak sangat rentan terhadap penyakit. Karena beberapa hari ini asap tidak juga menipis, ada penetapan libur sejak hari ini (kemarin, Red)," kata Hardy.

Libur resmi Lebaran sebenarnya dimulai 14 September mendatang. Dengan demikian, para pelajar di Palangkaraya mendahului libur Lebaran sekitar sepekan. ''Waktu libur diharapkan diisi dengan tugas berupa pekerjaan rumah, sehingga tidak sampai ketinggalan pelajaran,'' imbaunya.
Pekatnya asap yang menyelimuti beberapa wilayah kabupaten di Kalteng juga mengganggu fungsi alat pemantau hotspot milik Badan Penanggulangan Kebakaran Hutan Daerah Operasi (Daops) Wilayah II Kabupaten Kapuas. ''Monitornya tidak terlihat dengan jelas,'' papar Komandan Regu Daops Wilayah II Kapuas Oras.

Dia menjelaskan, untuk mengetahui jumlah hotspot, pihaknya mendapatkan kiriman dari Daops Wilayah I, Palangkaraya. Wilayah Kabupaten Kapuas dilihat melalui satelit national oceanic and atmospheric administration (NOAA). "Hasil pengamatan tidak menentu. Alatnya diselimuti asap begitu tebal, sehingga tidak bekerja dengan optimal," katanya.Sumber : jawapos

Gempa Manado 6 SR


Gempa yang terasa cukup kuat mengguncang kota Manado, Sulawesi Utara. Kejadian ini membuat banyak warga panik dan berlarian keluar rumah atau bangunan lainnya.

Pantauan detikcom, guncangan gempa terasa sekitar pukul 16.15 Wita, Rabu (9/9/2009). Guncangan gempa sangat terasa, terutama bagi mereka yang berada di gedung-gedung bertingkat.

Beberapa detik setelah terjadi gempa, ratusan orang berhamburan ke jalan. Mereka keluar dari rumah atau bangunan bertingkat lainnya untuk menyelamatkan diri.

Di Jl Piere Tendean misalnya, banyak orang terlihat berebut keluar dari pusat belanja Mantos dan IT Center. Bahkan saking paniknya, tak sedikit dari mereka yang membuang belanjaannya begitu saja.

Kondisi serupa juga terlihat di daerah perkantoran di Jl Sam Ratulangi, Kota Manado. Ratusan karyawan yang berkantor di kawasan tersebut tampak memenuhi jalan.

Sampai saat ini belum ada informasi mengenai kerusakan dan korban luka akibat kejadian ini.

Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berkekuatan 6 Scala Richter. Pusat gempa berada 146 KM Timur Laut Bitung dengan kedalaman 101 km. Gempa juga dirasakan di wilayah Ternate, Maluku Utara. Sumber : Detiknews

08 September 2009

Perkembangan Gempa Jabar 7,3 SR

Berdasarkan laporan BPBD Kab. Cianjur yang diterima Pusdalops BNPB hari ini, Rabu, 9 September 2009, pukul 09.15 WIB, jumlah korban meninggal akibat gempabumi di Cianjur berubah menjadi 28 orang. Sebelumnya sempat dilaporkan bahwa korban meninggal sebanyak 31 orang. Namun setelah dilakukan klarifikasi dan verifikasi identitas korban, ternyata ada 3 orang yang terhitung ganda.

Ke-28 korban tersebut terdiri dari 17 laki-laki dan 11 perempuan, diantaranya adalah 7 orang balita. Dengan demikian, jumlah korban meninggal akibat gempa bumi di Jawa Barat sebanyak 79 orang dengan rincian 5 orang di Kab. Tasikmalaya, 8 orang di Kab. Garut, 22 orang di Kab. Bandung, 2 orang di Kab. Sukabumi, 28 orang di Kab. Cianjur, 2 orang di Kab. Bogor, 7 orang di Kab. Ciamis dan 5 orang di Kota Tasikmalaya.

Sementara itu, data pengungsi berdasarkan laporan Satkorlak PB Prov. Jawa Barat hari ini pukul 9.00 WIB tercatat jumlah pengungsi sebanyak 285.808 orang. Sebagian besar pengungsi berada di Kab. Tasikmalaya sebanyak 142.577 orang, Kab. Bandung 76.665 orang, Kab. Ciamis 24.584 orang, Kab. Garut 18.440 orang, Kab. Cainjur 17.555 orang, dan sisanya tersebar di Kota Tasikmalaya, Kab. Kuningan dan Kab. Bogor. Sumber : BNPB.
 
© Copyright by Siaga Bencana  |  Template by Blogspot tutorial