#

INFO BENCANA TERKINI

Info Gunungapi Bromo Meletus, Kab. Probolinggo-Prop. Jatim , 26-Desember-10 17:30:00 WIB, Warga lereng Bromo dari 12 Desa sekitar yang bermukim di sekitar Gunung Bromo terpapar debu vulkanik pekat, 106 rumah roboh, 2 sekolah roboh, Pertanian rusak, suplai air bersih terhambatAnda Peduli Bencana, Salurkan Bantuan dan Dana kirim ke Rek.BCA - 0813004392 Mari Peduli dan Dukung Kami - Terima kasih

Gunungapi Merapi Meletus


View Letusan Merapi in a larger map

Tahap Penanggulangan Bencana

;

27 Maret 2010

Dampak Banjir Karawang 22.500 Rumah Terendam

Sebanyak 22.500 rumah penduduk di 36 desa/kelurahan di 10 kecamatan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, hingga Jumat (26/3), masih terendam banjir sejak sepekan lalu akibat terus meluapnya Sungai Citarum.

"Sesuai dengan perkembangan laporan yang diperoleh, hingga Jumat siang terdapat 22.500 rumah yang masih terendam, tersebar di sepuluh kecamatan," kata Kepala Dinas Sosial Karawang, Banuara Nadeak.

Sepuluh kecamatan itu ialah Kecamatan Karawang Barat (7.517 rumah), Karawang Timur (412 rumah), Telukjambe Timur (9.510 rumah), Telukjambe Barat (604 rumah), Ciampel (81 rumah), Batujaya (250 rumah), dan Kecamatan Klari (97 rumah).

Kecamatan lainnya ialah Kecamatan Pakisjaya sebanyak 1.533 rumah, Kecamatan Rengasdengklok sebanyak 1.308 rumah dan sebanyak 1.192 rumah yang terendam di sekitar Kecamatan Jayakerta.

Menurut Banuara, akibat banjir yang masih melanda 10 kecamatan tersebut, sedikitnya terdapat 83.000 korban banjir di Karawang mengungsi ke sejumlah tempat yang disediakan, seperti di tenda-tenda darurat, gedung sekolah, gedung pemerintahan, dan rumah-rumah toko.

Para korban banjir itu dipastikan akan terus mengungsi hingga banjir di daerah mereka surut. Sedangkan pada saat ini banjir belum ada tanda-tanda akan surut. "Kami bersama pihak lainnya sudah membangun tujuh dapur umum yang tersebar di beberapa pengungsian," katanya. Sumber : Media Indonesia

23 Maret 2010

Bencana Longsor Cianjur

Bukit Legok Jengkol Kampung Legok Jengkol, Cianjur Jawa Barat longsor akibatnya sebanyak 118 KK atau sebanyak 475 jiwa diungsikan.

Empat rumah mengalami rusak, dan 102 bangunan rumah lainnya dalam kondisi terancam.

Awalnya pengungsi di tempatkan di SDN Majalaya 2, namun bangunan sekolah itu, akan di pakai. Sehingga pengungsi dialihkan ke dalam tenda lapangan terbuka.

"Untuk sementara pengungsi ditampung di bangunan SD, namun besok akan dipakai. Sehingga warga di pindahkan ke lapangan yang jaraknya dekat dari bangunan SD," kata Heri dari Satgana PMI Cianjur, Minggu.

Hingga kemarin, warga yang tempat tinggalnya dinyatakan rawan terus berdatangan ke lokasi tenda pengungsi karena khawatir rumahnya akan terkena longsor.

Sementara itu, dua jembatan dari tiga Jembatan Bantar Caringin, yang menghubungkan Cianjur-Bandung Barat, terputus. Pasalnya, air sungai Citarum terus meluap.

Akibat hujan deras yang terus mengguyur kawasan itu, membuat ketinggian air sungai Citarum terus naik. Sehingga ratusan rumah warga di Desa Cisadea, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, terendam hingga mencapai 4 meter.

Akibatnya, 1200 jiwa dari 300 Kepala Keluarga (KK) warga sekitar diungsikan ke tempat yang lebih aman, tepatnya di atas pegunungan karena dikhawatirkan air terus meningkat.

Ketua satgana PMI Kabupaten Cianjur, Rudi Syachdiar Hidajath mengatakan, ratusan warga diungsikan di tenda darurat, di atas pegunungan. Karena, hujan yang terus mengguyur yang mengakibatkan sungai Citarum terus naik. Sumber: Pirba

Bencana Banjir Meluas Di Karawang

Banjir akibat meluapnya sungai Citarum yang terjadi di beberapa daerah sekitar Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sejak Kamis (18/3) lalu sudah meluas sampai hingga daerah pesisir utara Karawang, Sabtu.

Ketinggian air di daerah pesisir utara Karawang, tepatnya, di beberapa desa sekitar Kecamatan Pakisyaja, Karawang, pada Sabtu sore mencapai antara lutut hingga paha orang dewasa. Sehingga terdapat puluhan rumah dan puluhan hektar areal persawahan tergenang banjir.

Salah seorang korban banjir di Kecamatan Pakisjaya, Idam (28), mengatakan, banjir yang terjadi di daerahnya sudah terjadi sejak Jumat (19/3) malam. Tetapi, baru meluas ke beberapa daerah pada Sabtu ini. Kondisi itu terjadi akibat meluapnya sungai Citarum di beberapa titik daerah tersebut.

Pantauan ANTARA, warga korban banjir di daerah itu masih banyak yang bertahan di rumahnya masing-masing, karena kondisi banjir masih dinilai aman. Sejumlah warga mengaku baru akan mengungsi jika banjir terus meninggi.

Sementara itu, warga yang tinggal di dekat sungai Citarum wilayah Kecamatan Batujaya dan Rengasdengklok, Karawang, sejak Sabtu sore hingga malam tengah mengkhawatirkan meluapnya sungai Citarum di dua daerah tersebut. Banyak warga yang menjaga sisi sungai Citarum, karena khawatir sungai Citarum meluap.

Bahkan, ada sejumlah warga di dua kecamatan itu melakukan penambalan tanggul sungai Citarum yang berpotensi jebol, dengan menggunakan tanah atau pasir yang dibungkus karung. Kemudian, karung berisi tanah atau pasir itu disimpan ditanggul yang dinilai bisa berpotensi jebol.

Sedangkan sebelumnya, banjir hanya terjadi di merendam empat kecamatan, yakni Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang Barat, Karawang Timur, dan Kecamatan Ciampel.

Di Kecamatan Ciampel, banjir merendam rumah-rumah di Desa Tegallega dan Kelurahan Adiarsa Timur, Kecamatan Karawang Timur. Kemudian Di Kecamatan Karawang Barat, banjir terjadi di lima kelurahan, Tanjungpura, Tanjungmekar, Adiarsa Barat, Karawang Kulon, dan Kelurahan Nagasari.

Sedangkan di Kecamatan Telukjambe Timur, banjir merendam Desa Wadas dan Desa Telukjambe. Banjir terparah terjadi di Perumahan Karawang Barat Indah, Desa Wadas, dan Perumahan Bintang Alam, Desa Telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur, dengan beberapa titik air mencapai ketinggian 1-2 meter. Sumber: Metronews

Ratusan Rumah Di Cirebon Kebanjiran

Ratusan rumah di dua desa di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terendam banjir akibat hujan deras dan luapan sungai. Berdasarkan pantauan Metro TV, Rabu (17/3), ketinggian air mencapai satu meter.

Kedua desa tersebut adalah Desa Mekarsari dan Desa Gunungsari. Sejumlah rumah yang terendam ditinggal mengungsi penghuninya. Bukan hanya rumah warga, banjir tersebut juga merendam kantor kepala desa dan sebuah madrasah.

Warga hingga tengah malam masih mewaspadai kemungkinan genangan air meninggi. Mereka tampak hanya bisa membendung dengan alat sederhana untuk menangkal air. Banjir di sana memang terjadi saban tahun akibat luapan Sungai Ciberes. Sumber : Pirba

200 KK Terisolasi Banjir Solok

Banjir bandang melanda Desa Labuah, Kenagarian Sungaijaniah, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Rabu (17/3). Akibatnya tiga rumah rusak diterjang banjir dan satu desa terisolasi akibat jembatan penghubung antardesa terputus. Banjir bandang terjadi setelah kawasan tersebut diguyur hujan sejak kemarin hingga tadi pagi.

Jembatan yang melintasi Sungai Janiah putus kemarin sore bersamaan dengan hujan deras. Hingga saat ini sebanyak 200 warga yang tinggal di sekitar sungai masih mengungsi.

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Solok Asrizal, pihaknya belum bisa mendata kerusakan serta jumlah warga yang terisolasi. Namun diperkirakan dua jembatan putus dan lebih dari 200 kepala keluarga terisolasi.

Pemerintah Kabupaten Solok sudah mengiriman bantuan bagi korban banjir bandang. Pemkab juga mengupayakan pembangunan jembatan darurat agar warga tetap bisa beraktivitas. Sumber ; Pirba

Banjir Merendam Ratusan Rumah Di Pinrang

Ratusan rumah di dua desa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, hingga Rabu (17/3), masih terendam banjir akibat meluapnya Sungai Saddang. Ketinggian air mencapai 70 centimeter hingga satu meter. Dua desa yang dilanda banjir adalah Desa Salipolo, Kecamatan Cempa dan Desa Bababinanga, Kecamatan Duampanua.

Jumlah rumah yang terendam di dua desa tersebut diperkirakan mencapai 300 unit. Banjir terparah terjadi di Dusun Cilellang dan Dusun Babana, Desa Bababinanga, Kecamatan Duampanua. Ketinggian air di wilayah tersebut mencapai 1,5 meter.

Luapan Sungai Saddang sudah merendam kawasan itu selama dua hari. Sungai Saddang merupakan salah satu sungai terpanjang di Sulawesi Selatan. Sebagian warga sudah mengungsi, kecuali warga yang memiliki rumah panggung. Kawasan tersebut merupakan langganan banjir kiriman dari wilayah hulu, seperti dari pegunungan Pinrang dan Kabupaten Enrekang.

Warga menyatakan, tanggul di desa mereka tidak memadai menahan luapan air setiap kali banjir kiriman tiba. Warga bersedia memindahkan rumah ke kawasan yang lebih aman, namun mereka tidak memiliki biaya membangun rumah baru. Warga korban banjir juga mulai kehabisan persediaan makanan, karena terganggunya akses jalan keluar dan masuk pemukiman. Sumber : Pirba

Banjir Bandang Menerjang Sungai Penuh

Banjir bandang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Sungaipenuh, Kota Sungaipenuh, Jambi, Ahad (14/3). Sedikitnya 50 hanyut terbawa arus Sungai Penuh. Sebanyak 27 rumah rusak berat, sisanya rusak ringan.

Hingga berita ini disusun, tidak ada laporan adanya korban jiwa. Namun sebanyak lima warga diketahui terluka ringan. Belum diketahui pula jumlah korban hilang. Tak hanya rumah dan korban luka, bah juga menyebabkan dua sepeda motor hanyut.

Bencana tersebut menyusul meluapnya Sungai Penuh setelah diguyur hujan sejak sekitar pukul 18.00 WIB hingga 19.15 WIB. Kondisi ini semakin diperparah dengan gundulnya hutan di sekitar Kabupaten Kerinci. Sumber : Metronews

16 Maret 2010

Bencana Air Bah Gunung Talang

Sekitar 500 warga korban luapan air bah dari lereng Gunung Talang di Kanagarian Sungai Janis, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Selatan terus berupaya pindah untuk keluar dari lokasi bencana ke tempat yang lebih aman.

Pasca luapan air bah sore kemarin, sejumlah warga yang terisolasi akibat bencana sudah ada yang berhasil mencapai yang lebih aman dengan menggunakan batang pohon kelapa yang dibentangkan dengan tali.

Sedangkan warga lainnya yang rumahnya masih terisolasi atau warga yang berada di lokasi terisolasi hingga Rabu (17/3) pagi masih terus berupaya untuk dapat keluar dari lokasi bencana dan menuju ke tempat yang lebih aman.

Luapan air bah telah merusak sejumlah rumah warga dan juga melanda ternak kerbau milik warga. Sejumlah aparat telah mulai melakukan penanganan dan Pemerintah Kabupaten Solok telah menyiapkan posko bagi para pengungsi dengan memanfaatkan sejumlah mesjid, mushola dan sekolah. Sumber : Elshinta

Ribuan Rumah Terendam Banjir Di Madiun

Banjir bandang melanda wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir sekitar satu meter.

Banjir terjadi akibat hujan yang mengguyur wilayah Madiun selama 10 jam. Beberapa anak sungai arah Bengawan Madiun tidak mampu lagi menampung air. Meluapnya anak sungai membuat wilayah Kecamatan Kartoharjo, Wungu, Madiun, dan Balerejon terendam banjir.

Beberapa akses jalan desa juga terendam banjir sehingga aktivitas warga lumpuh total, sementara warga masih bertahan di rumah masing-masing untuk menyelamatkan harta benda mereka.

Tim SAR bersiaga mengevakuasi warga yang ingin mengungsi mengantisipasi luapan banjir yang semakin tinggi. Sumber Metro TV

 
© Copyright by Siaga Bencana  |  Template by Blogspot tutorial