Kabut asap yang terjadi di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah dan sekitarnya, Selasa (1/9) pagi ini semakin tebal.
Kabut asap telah mengganggu aktivitas warga karena jarak pandang di sejumlah jalan di Kota Palangkaraya hanya berkisar antara 100-200 meter. Warga mulai mengkhawatirkan kualitas udara yang akan semakin buruk akibat kabut asap.
Karenanya, warga mengharapkan Pemerintah Propinsi Kalteng segera melakukan tindakan-tindakan yang nyata dan cepat untuk memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan yang terjadi di Kalteng.
Kebakaran di Kalteng ini telah terjadi selama satu bulan lebih. Pada pagi ini intensitas kabut asap di Palangkaraya dan sekitarnya semakin menebal dan mengakibatkan kualitas udara yang terpantau pada papan indeks standar pencemaran udara (ISPU) telah menunjukkan pada level berbahaya.
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) akibat kabut asap yang terjadi karena kebakaran lahan gambut dan pekarangan di Kalimantan Tengah masuk dalam kategori tidak sehat.
Hal itu seperti yang terpantau dari papan ISPU di Bundaran Besar Kota Palangkaraya. Kualitas udara di Kota Palangkaraya hingga Senin (31/8) pagi ini masih menunjukan pada level tidak sehat.
Kabut asap membuat warga mengalami gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan atas (SPA) dan diare. Warga mulai mengenakan masker untuk beraktifitas di luar ruangan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Kalteng untuk memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan, seperti membuat hujan buatan yang dilakukan oleh Tim Teknologi Modifikasi Cuaca dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang telah melakukan operasinya sejak 15 Agustus lalu dan akan berlangsung hingga 5 September mendatang. Sumber : El Shinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar