#

INFO BENCANA TERKINI

Info Gunungapi Bromo Meletus, Kab. Probolinggo-Prop. Jatim , 26-Desember-10 17:30:00 WIB, Warga lereng Bromo dari 12 Desa sekitar yang bermukim di sekitar Gunung Bromo terpapar debu vulkanik pekat, 106 rumah roboh, 2 sekolah roboh, Pertanian rusak, suplai air bersih terhambatAnda Peduli Bencana, Salurkan Bantuan dan Dana kirim ke Rek.BCA - 0813004392 Mari Peduli dan Dukung Kami - Terima kasih

Gunungapi Merapi Meletus


View Letusan Merapi in a larger map

Tahap Penanggulangan Bencana

;

08 September 2009

Nomad AL Jatuh: 4 Personil Tewas

Pesawat intai amfibi jenis Nomad N-24 nomor P-837 milik TNI Angkatan Laut jatuh di Desa Sekatak Bengara, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, Senin (7/9), beberapa saat setelah hilang kontak pukul 13.00 Wita.

Dari 9 orang yang berada di pesawat (6 penumpang sipil dan 3 awak pesawat dari TNI AL), 4 orang di antaranya tewas.

Keempat orang yang tewas itu semuanya penumpang sipil. Dua penumpang sipil lain selamat. Sementara itu, dari 3 awak pesawat yang selamat, 1 orang mengalami luka berat dan 2 orang luka ringan.

Demikian penjelasan Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Balikpapan Muhammad Hernanto dan Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur Letnan Kolonel (KH) Toni Syaiful saat dihubungi secara terpisah dari Kota Samarinda, Senin.

Laksamana Pertama Iskandar Sitompul, Kepala Dinas Penerangan TNI AL, di Jakarta kemarin, menambahkan, pesawat jatuh karena kerusakan mesin. ”Dalam kontak terakhir dengan Menara Kontrol Tarakan, pilot Letnan Satu Laut (P) Erwin yang dibantu kopilot Letnan Satu Laut (P) Saeful serta teknisi Sersan Mayor SAA Sodikin melaporkan bahwa mesin pesawat yang diawakinya mengalami kerusakan,” kata Sitompul.

Empat penumpang yang tewas adalah Yakup Kayan dan Srihardi, sedangkan dua lainnya belum diketahui identitasnya. Dua penumpang yang selamat bernama Uhip dan Muhamir.

Pilot Erwin mengalami luka berat, sedangkan kopilot Saeful bersama teknisi Sodikin hanya luka ringan.

”Untuk pelaksanaan evakuasi, TNI AL telah membentuk Satuan Tugas SAR yang dipimpin Letkol Laut (P) Bambang Irwanto, Komandan Pangkalan Laut TNI AL Tarakan, berikut tim medis serta Polisi Militer TNI AL. Mereka menggunakan speed boat (perahu cepat) menuju lokasi yang kemungkinan akan memakan waktu sekitar dua jam,” tutur Kepala Dinas Penerangan TNI AL.

Muhammad Hernanto mengemukakan, jumlah korban diketahui berdasarkan personal on board dari otoritas Bandar Udara Juwata di Kota Tarakan.

Pesawat itu diketahui berangkat dari Long Nawang, Kabupaten Malinau, menuju Juwata pukul 12.00 dan diperkirakan pukul 13.17 mendarat di Bandara Juwata. Namun, pesawat kemudian hilang kontak pukul 13.00 dan selanjutnya diketahui pesawat itu jatuh di titik koordinat 08009’618’’ Lintang Utara dan 1170115’75’’ Bujur Timur. Pesawat jatuh dan terempas ke daratan tambak Sukun, Mentadau, sehingga terbelah dua.

Toni Syaiful mengatakan, pesawat dan tiga personel TNI AL itu bertugas sehari-hari di Wing Udara Pusat Penerbangan AL di Pangkalan Udara AL Juanda, Surabaya, Jawa Timur, dari Skuadron 800.

Hernanto mengatakan, pencarian dan penyelamatan korban dilakukan oleh kelompok gabungan TNI AL, SAR, Polri, dan warga setempat. Sementara pemantauan dari udara dilakukan pesawat Cassa milik TNI AL dan pesawat Cessna milik Mission Avion Fellowship, maskapai misionaris Kristen.

”Semua korban dapat dievakuasi dan dibawa ke RSUD Tarakan,” kata Hernanto. Korban dibawa ke Tarakan dengan perahu cepat.

Patroli rutin

Menara Kontrol Tarakan kehilangan kontak dengan pesawat yang titik terakhirnya diperkirakan berada di 24 mil laut (44,4 kilometer) sebelah barat Tarakan.

Menurut Sitompul, pesawat berpatroli rutin selama tiga hingga empat jam penerbangan. Pesawat sempat mendarat dan beristirahat di Bandara Perintis Long Apung.

Pesawat kemudian terbang kembali ke Tarakan dengan membawa enam penumpang sipil. ”Membawa penumpang sipil itu hal biasa ya di sana mengingat keterbatasan sarana dan alat transportasi di daerah itu,” ujar Sitompul.

Beberapa saat setelah pesawat terbang menuju Tarakan, pada posisi 24 mil laut salah satu mesin pesawat tiba-tiba mati. Pilot kemudian mengirim pesan darurat ”mayday” ke Bandara Tarakan. Namun, tidak berapa lama mesin kedua pun ikut mati. Pilot memutuskan mendarat darurat di tambak di Muara Sekapak. Sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

 
© Copyright by Siaga Bencana  |  Template by Blogspot tutorial